CERBUNG - INDIGO

Lian 30 September 2022 17:41:32 WIB

CEMBURU BUTA (3)

 

“Ngapain lo bawa si bangsat ini?” Bukannya menjawab pertanyaan Putra, Liondra malah menatap sengit ke arah Arjuna yang duduk di jok motor Putra.

“Biasa aja lo, nggak usah nyolot. Gua di sini bantuin nyari Lily, ngapain lo sewot?” Arjuna acuh tak acuh dengan kalimat provokasi Liondra. Dia benar-benar malas ribut karena isi otaknya penuh dengan pertanyaan di mana Lily sekarang, dia mengkhawatirkannya.

“Lo itu akar masalah dari ini semua, bangsat!” Liondra menghampiri lalu mencengkeram kerah kaos yang dikenakan Arjuna. Ia bersiap melayangkan tinjunya namun ditahan oleh Putra.

“Lo berdua ngapain sih? Kasih tau di mana adek gua, abis itu kalo kalian mau bunuh-bunuhan silakan. Biar gua sendiri yang nyari Lily.” Putra menghempaskan lengan Liondra yang ia tangkap. Ia tak habis pikir dengan sahabatnya yang biasanya tenang dan santai itu kini bagai anjing liar yang kelaparan dan siap mencabik siapa saja di depannya.

“Ck, inilah kenapa gua nggak suka si bangsat ini dekat-dekat sama adek lo. Nggak ada yang bener kalo hubungan sama dia.” Liondra melepaskan cengkeramannya pada Arjuna dengan kasar lalu memunggungi kedua pemuda sebayanya yang menatap penuh tanya.

“Woi, ngapain lo jadi hina gua?” Arjuna hampir saja menghantam Liondra kalau saja tak ditahan oleh Putra.

“Gua nggak menghina atau nuduh ya, tapi memang itu kenyataannya. Cewek lo yang sundal itu hampir ngebunuh Lily asal lo tau. Lagian kenapa sih lo deket-deket sama si boncel kalo lo sendiri udah punya cewek?” Liondra menatap sengit ke arah Arjuna yang masih bingung mencerna apa yang diucapkan Liondra barusan.

“Maksud lo Adelia?” Putra yang masih memblokir tubuh Arjuna langsung memalingkan wajahnya ke arah Liondra.

“Siapa lagi yang kegatelan sama buaya cap karung seperti si bangsat ini selain dia?” di bawah sorot lampu penerang jalan, mata Liondra berkilat. Ia menunjuk ke arah Arjuna dengan kasar, sarat akan kebencian.

Benar, Lisa telah menceritakan apa yang menimpa Lily akhir-akhir ini. Mulai dari kedekatannya dengan Arjuna—Arjuna yang getol mendekati Lily—sampai kejadian beberapa jam yang lalu di mana Lily dianiaya Adelia dan teman-temannya.

“Eh lo, gua juga nggak mau kali deket-deket cewek murahan macem dia kalo bukan demi nyari bukti kalo dia yang menganiaya Lily.” Arjuna tak kalah sengit menghadapi Liondra yang semakin menyalak. Di sini dia adalah orang yang berkorban paling besar kalau dipikir ulang. Mana ada orang yang sudah dikhianati tapi masih mau dekat dengan ikhlas pada si penghianat.

“Cukup. Bisa diem nggak kalian berdua. Lo pada emang nggak mikirin nasip adek gua ya.” Putra kesal, pikirannya campur aduk. Aura gelap menjadi tabir tak kasat mata yang menarik suasana mencekam.

Putra mendesak Liondra membimbing mereka ke tempat Lily berada. Derap kaki perkasa menjejak bumi, menggetarkan nyali makhluk melata penghuni semak-semak di belakang gedung fakultas teknik yang tak terurus.

Dengan penerangan seadanya, Liondra mengikuti ke mana Lisa membawanya. Di mata Putra dan Arjuna, Liondra bagai tentara yang telah menghafal medan hingga ia tak kesulitan menerobos kegelapan. Mereka hanya tak tahu bahwa Lisa menarik tangan Liondra agar mengikutinya.

“Lo yakin tempatnya di sini?” Putra bertanya begitu mereka sampai di depan bangunan bekas gudang. Meja dan kursi bertumpuk di emperan, ada juga rak kayu bekas yang sudah reot di dekat satu-satunya pintu di bangunan itu.

 

Bersambung

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

PELADI MAKARTI

PENDATAAN PELAKU USAHA/ UMKM DI KALURAHAN PUTAT