CERBUNG - INDIGO

Lian 30 September 2022 17:41:19 WIB

CEMBURU BUTA (2)

 

“Halo, Sayang. Kamu udah di depan kampus? Aku masih di perpus nih, bentar lagi keluar. Tungguin ya?” ucap Adelia dengan manis, berbeda sekali dengan Adelia yang beberapa menit lalu memaki Lily. Kebohongan yang keluar dari mulut Adelia menguap ke udara bagai menambah pekatnya polusi. Entah siapa orang yang ia panggil sayang itu, tapi Lily yakin itu bukan Arjuna yang menjadi akar permasalahan mereka. Karena ia yakin betul bukan seperti itu cara Adelia bermanja dengan Arjuna.

Girls, kita tinggalin dia di sini biar mampus sekalian. Kalo dia memang gatel biar dia kencan sama tikus-tikus di ruangan ini.” Cahaya remang seakan menyembunyikan seringai angkuh Adelia, meninggalkan Lily seorang diri di dalam ruang penuh tumpukan barang berdebu.

Udara pengap mencekik Lily, air matanya menetes karena menahan kemarahan yang bercokol di dadanya. Lily mengencangkan genggaman tangannya yang terikat ke belakang, ia mencoba melepaskan buhul yang membelenggunya tanpa peduli pergelangannya terluka. Suara teriakannya teredam oleh kain yang menyumpal mulutnya.

“Ly, Lily. Gimana Mama harus menolong kamu? Mama bahkan tak bisa memegang talinya.” Lisa berusaha menarik buhul untuk mengurai simpul yang menyakiti Lily, tapi nihil. Tubuh halus Lisa menembus benda apa pun yang hendak ia sentuh.

“Bagaimana ini? Aku harus mencari bantuan.” Mata Lisa bergetar menatap sosok Lily yang mengenaskan. Lisa tak punya pilihan selain pergi mencari orang yang bisa menolongnya. “Nak, tunggu sebentar Mama akan segera bawa orang untuk membantumu.”

Lisa melesat bagai angin, melayang ke sana kemari untuk mencari pertolongan. Sayang, tak ada yang bisa melihat keberadaannya apalagi mendengar suara teriakannya meminta tolong. Di gerbang universitas yang berdiri di atas tanah seluas satu setengah hektar itu ia melihat orang yang familiar. Pemuda yang begitu ingin ia jumpai sejak lama, dia adalah Doni anaknya.

Lisa menimbang, anaknya atau Lily. Tak ia pungkiri bahwa Lisa sangat ingin bertemu dengan anaknya, tapi saat ini nasib Lily lebih penting. Hantu wanita itu terbang untuk mencari keberadaan Liondra, satu-satunya orang terdekat yang ia tahu dapat mengetahui sosoknya selain Lily.

Cukup jauh Lisa menempuh jarak ke tempat Liondra. Hantu cantik itu melihat sosok Liondra atau Leo sedang melaju kencang dengan Ninja hijaunya seperti pembalap profesional.

Liondra sigap mengerem motornya mengakibatkan ban motornya berdecit, sulit untuknya berhenti hingga ia harus membanting stang ke samping begitu sosok Lisa tiba-tiba menghadangnya.

“Woi, mau bikin gua mati lo?” teriak Liondra begitu motornya berhenti, tergeletak di tengah jalan yang sepi. Pemuda itu berkacak pinggang dan tangan kirinya mengacungkan telunjuk ke arah Lisa.

“Leo, tolong Lily.” Hanya tiga kata yang Lisa ucapkan tapi sukses membungkam mulut kasar Liondra.

“Di mana Lily sekarang?” Wajah Liondra berubah jadi dingin, tak ingin berbasa-basi.

“Di kampus.” Dengan itu Lisa membimbing Liondra ke tempat di mana Lily disekap.

Susah payah Liondra mengangkat beban berat motornya yang rebah di jalan, membuat motornya berdiri lagi lalu tanpa membuang waktu langsung menarik gasnya. Ia telah menghubungi Putra untuk menunggunya di depan gerbang kampus hingga mereka bisa menyelamatkan Lily bersama-sama karena saat ini hanya dia yang memiliki informasi akurat mengenai keberadaan Lily, lebih tepatnya Lisa yang sedang bersamanya.

Bro, di mana adek gua?” serang Putra begitu Liondra menghentikan motornya di sebelah Putra.

 

Bersambung

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

PELADI MAKARTI

PENDATAAN PELAKU USAHA/ UMKM DI KALURAHAN PUTAT