CERBUNG - INDIGO

Lian 30 September 2022 17:40:27 WIB

SEKUTU (7)

 

“Se-sebenernya kita agak aneh juga sih, Bang. Nggak tau kenapa beberapa hari terakhir Lily keknya deket banget sama Kak Adelia dan gengnya, padahal seminggu yang lalu Lily abis dilabrak sama Kak Adelia.” Ragu, itulah yang Canda rasakan. Ia ingat seminggu yang lalu saat dia dan Lily berada di perpustakaan kampus Adelia dan teman-temannya datang melabrak mereka, lebih tepatnya Lily. Canda segera menurunkan kewaspadaannya karena Lily mengatakan ia telah menjelaskan kesalahpahamannya dengan Adelia. Sebab itulah ia tak punya pikiran negatif mengenai hubungan Lily dan Adelia setelahnya, terlebih dari sudut pandang orang ketiga.

“Apa, Adelia?” Nada Putra melejit begitu mendengar bahwa adikya pernah dilabrak Adelia yang ia tahu adalah kekasih Arjuna, temannya. Jemarinya ia remat kuat, menahan amarah yang siap meledak kapan saja.

“Nda, kamu yakin mereka akur? Maksudku Lily dan Kak Adelia.” Tanya Calya kemudian membuat Canda tiba-tiba dingin. “Kemarin aku liat mereka jalan bareng waktu aku mau ke ruang dosen, nggak tau mau ke mana. Tapi begitu aku keluar dari gerbang fakultas, aku liat Lily nunggu kendaraan umum dengan kondisi basah kuyup.”

“Lo bilang apa? Memang kemarin Lily pulang dengan pakaian basah, gua kira dia mampir main di kali deket gerbang kompleks. Jadi dia basah kuyup sejak dari kampus?” Putra beranjak dari duduknya hendak pergi. “Gua bakal bikin perhitungan sama tuh cewek.”

“Bang, Bang Putra. Jangan gegabah, Bang. Kita nggak tau apa memang Kak Adelia gangguin Lily atau enggak. Iya kalo memang dia sih nggak masalah kita ngelabrak dia, tapi kalo nyatanya bukan gimana? Malah kita ntar yang kena kasus.” Canda menarik lengan Putra karena memang dia duduk di sisi paling dekat dengan Putra. Calya yang duduk di seberang meja juga ikut bangkit begitu Putra mulai kehilangan ketenangannya.

“Bener kata Canda, Bang. Kita harus cari bukti dulu baru bisa ngelabrak Kak Adelia sama temen-temennya.” Cukup masuk akal apa yang dikatakan Calya, tindakan serampangan hanya akan jadi bumerang. Mereka harus cerdik, lebih cerdik dari Adelia.

“Ribet ya lo pada, ck.” Putra kesal, amat terbakar namun ia mencoba meredamnya. Ia membanting bokongnya kembali ke tempat duduknya tadi. Irama napas yang memburu bagai kuda yang berpacu menandakan dirinya tak melumnak sama sekali.

“Jadi apa rencana kalian?” tanya Putra kemudian. Tangannya bersedekap dengan angkuh di depan dada menunggu solusi cemerlang dengan tidak sabar. Kaki kanannya menghentak-hentak lantai dengan gelisah pertanda ia sedang tak sabar.

Canda dan Calya saling beradu pandang. Mereka tahu tak mudah menenangkan seorang kakak yang mengidap brother complex apalagi mencari solusi untuk masalah mereka saat ini.

Setelah beberapa saat akhirnya Canda memberanikan diri. Ia menarik napas dalam lalu menghembuskannya demi mendapat keberanian sebelum bicara. “Gimana kalo kita minta tolong sama Bang Juna?”

“Ngapain minta tolong sama dia? Kalo emang Adelia yang buat adek gua sengsara, berarti Arjuna akar masalahnya. Ogah gua, bukannya kelar malah semakin runyam urusannya ntar.” Penolakan keras dilakukan Putra, ia tahu betul bagaimana watak mantan kekasih sahabatnya itu, dan ia tak mau memperkeruh keadaan dengan meminta tolong pada Arjuna. Ia sudah terpikir bagaimana kelakuan Adelia nanti begitu tahu kalau Arjuna membantu dan membela Lily, adiknya yang akan semakin dirundung.

 

Bersambung

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

PELADI MAKARTI

PENDATAAN PELAKU USAHA/ UMKM DI KALURAHAN PUTAT