CERBUNG - INDIGO

Lian 30 September 2022 17:40:18 WIB

SEKUTU (6)

 

Arjuna dan Lily melakukan percakapan ringan untuk membunuh waktu selama menunggu Putra datang, terlihat akrab. Namun, mereka tak sadar bahwa sepasang mata sedang mengawasi keakraban mereka dari kejauhan.

Tangan terkepal, urat leher tertarik karena gigi yang mengerat dan saling beradu. Amarah sempurna terlukis di wajah cantik Adelia.

Rambut terurainya terkibas saat ia berbalik dengan kasar. Gerakan tegas sarat akan kemarahan hanya sebuah awal dari kebodohannya, buta akan segala kasih.

Kemalangan Lily bagai bayangan yang mengikutinya. Beberapa kali Lily dilabrak oleh Adelia bersama kawan-kawannya, tak jarang mereka mengerjai Lily dengan berbagai cara. Menguncinya di toilet dan mengguyurnya dengan air kotor, menariknya ke sudut lorong fakultas yang sepi hingga Lily tersungkur atau bahkan menjambaknya.

“Dek, lo kenapa lagi pulang dengan penampilan kuyu kek gitu? Abis main di kali lo?” Putra menyambut Lily dengan membukakan pintu depan rumah mereka. Namun, Putra heran pada Lily yang pulang dengan kondisi basah kuyup padahal hujan sedang tidak turun.

“Iih, Abang nih. Mana ada orang main di kali tas sama sepatunya bisa basah juga, Bang.” Dengan malas Lily menenteng tasnya dan memasuki rumah. Gadis itu berlalu meninggalkan kakaknya yang masih menatapnya penuh curiga pada Lily namun gadis itu mengacuhkannya dan memilih ke kamar mandi.

Sudah lebih dari seminggu ini Putra mencium gelagat aneh dari adiknya, terkadang Lily pulang dengan tubuh berlumur cat. Pernah juga Lily pulang dengan luka gores di lutut dan sikunya, saat itu pakaiannya sobek dan berhias bercak darah, sepertinya ia terjatuh di suatu tempat. Kali ini adiknya itu pulang dengan basah kuyup, tentu saja ia harus menyelidikinya.

Keesokan harinya Putra mencari kedua sahabat Lily tanpa sepengetahuan adiknya itu. berharap mendapat sedikit petunjuk mengenai kondisi yang dialami Lily, Putra mengirim pesan pada Canda dan Calya untuk bertemu di kantin kampus.

“Dek, kalian tau apa yang dilakukan Lily akhir-akhir ini nggak? Soalnya Abang ngerasa aneh, tiap pulang si Lily pasti dapet luka baru di tubuhnya.” Tanya Putra pada Canda dan Calya setelah menyeruput es tehnya.

“Mm, kita … kita nggak tau apa-apa, Bang.” Calya tergagap menanggapi pertanyaan Putra. Memang ia sudah menduga niat Putra mencarinya dan Canda, tapi ia diliputi kebimbangan.

“Jangan bohong, Dek.” Curiga semakin menebal di sisi Putra, tak mungkin kedua sahabat adiknya itu tak tahu apa-apa mengenai Lily. Putra memicing, menilai ekspresi Canda dan Calya untuk menemukan kebohongan barang sekilas.

“Elah Bang, nggak pecaya amat amat kita.” Canda menyahut, mencoba mengisi tempat kosong dari penyangkalan Calya dengan sedikit candaan.

“Muka lo nggak meyakinkan, Dek.” Putra memalingkan wajahnya untuk melihat sekitar. Ia tahu ada sesuatu yang mereka sembunyikan darinya. “Jujur aja, Dek. Gua bener-bener nggak mau sesuatu yang buruk menimpa Lily, jadi sebaiknya kalian jujur biar bisa cari solusinya,” ucap Putra pada akhirnya.

“Anu … kita bukannya mau bohong, Bang. Cuma Lily nggak pernah bilang apa pun ke kita. Tiap kita tanya pasti dia ngehindar mulu, dan akhir-akhir ini dia selalu pulang cepat tanpa nunggu kita.” Calya adu pandang dengan Canda saat ia menceritakan yang sebenarnya pada Putra.

“Apa kalian nggak menangkap sesuatu yang mencurigakan gitu?” Putra semakin mendesak keduannya. Ia mencondongkan tubuhnya ke depan, bertumpu pada meja yang memisahkannya dengan Canda dan Calya untuk mengikis jarak.

 

Bersambung

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

PELADI MAKARTI

PENDATAAN PELAKU USAHA/ UMKM DI KALURAHAN PUTAT