CERBUNG - INDIGO

Lian 30 September 2022 17:40:00 WIB

SEKUTU (4)

 

“Ati-ati sama dia, Ly. Ceweknya judes banget, jangan sampe dia ngelabrak kamu. Tuh cewek ngerasa jadi pacar kesayangan gegara berhasil jinakin Bang Juna yang tiap bulan ganti pasangan. Jangan-jangan pake pelet tuh cewek buat menggaet Bang Juna.” Lily lebih terkejut dengan Calya yang mengasumsikan tuduhan pada Adelia daripada kenyataan bahwa Adelian itu bukan orang baik-baik, pasalnya Lily tahu bahwa Calya biasanya tak akan mengatakan hal buruk mengenai orang lain.

“Canda Saraswati dan Calya Camana, hati-hati ye kalo ngomong, nanti jadi fitnah loh malahan.” Lily menyebutkan nama lengkap kedua sahabatnya. Ia hanya tak ingin kedua temannya mendapat masalah kerena apa yang mereka ucapkan dengan sembarangan. Kata-kata lebih tajam daripada pisau bila tak bisa menggunakannya dengan bijak. Lily takut kedua sahabatnya itu diadukan ke Adelia bila ada yang tak suka dengan mereka.

“Ly, kita itu serius khawatir ya sama kamu tuh.” Bahu Calya tampak merosot, tak menggebu seperti sebelumnya. Gadis itu menatap Lily dengan muram.

“Kalian nggak usah khawatir, aku nggak ada hubungan apa-apa sama Bang Juna kok.” Lily tersenyum menanggapi kekhawatiran Canda dan Calya. Ia senang ada yang mengkhawatirkannya tanpa mempedulikan keanehan yang dimiliki Lily.

Baik Canda maupun Calya sadar bahwa tiap orang memiliki rahasia yang tak ingin diketahui orang lain, apalagi manusia itu memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Andai saja orang-orang di masa lalu Lily memiliki kesadaran seperti Canda dan Calya, mungkin Lily tak perlu menutup diri.

Lily akan mencari jalan keluar untuk tiap masalah yang ia lihat melalui penerawangannya, meski ia tak sengaja melakukannya. Lily ingin bersiap untuk itu. Saat ini ia hanya perlu menghindarinya, tapi Lily melewatkan satu kemungkinan. Ia lupa bahwa kakaknya dan Arjuna adalah teman dekat.

Benar saja, Arjuna memiliki bermacam cara untuk datang ke rumahnya, bahkan sesekali ia menginap dengan alasan mengerjakan tugas kampus dengan Putra. Memang masuk akal, dan timing-nya juga pas sehingga Arjuna tak kelihatan mengada-ada. Lily pusing mencari cara untuk menghindari Arjuna.

“Ly, Arjuna menginap lagi tuh.” Lisa yang mengambang itu berputar-putar di udara.

“Jangan ingetin Lily mengenai hal itu lagi, Ma. Lily nggak tau lagi harus ngapain.” Lily merasa putus asa. Ia terlentang di atas kasurnya, sejak tadi malas keluar kamar karena Arjuna sedang ada di rumahnya.

“Padahal menurut Mama, dia tuh anak yang baik loh. Ya, meski receh banget kata-katanya.” Hantu wanita yang selalu mengikuti Lily itu menyuarakan pendapatnya.

“Masalahnya bukan pada Bang Juna, tapi pada orang yang ada di sekitarnya.” Tak ada yang bisa Lily lakukan saat ini selain menghela napas. Ia berguling-guling di atas kasur, malas dan bingung mau melakukan apa karena ruang lingkupnya jadi terbatas semenjak Arjuna sering datang ke rumahnya. Biasanya Lily lebih memilih main ke rumah Canda atau Calya namun hari ini ia malas ke mana-mana, karenanya ia mengurung diri di kamar.

Lily tenggelam dalam kemalasannya, nyaris ia tertidur saat sebuah suara memanggilnya dari balik pintu kamarnya. “Dek, bunda nyuruh gua manggil lo. Udah waktunya makan malem.” Itu adalah suara kakaknya, Putra.

“Iya Bang, bentar.” Lily sebenarnya malas ke luar kamar, ia ragu kalau Arjuna belum pergi dari rumahnya.

“Ly, Arjuna masih di sini.” Lisa seperti tau apa yang sedang Lily cemaskan pun memberi tahu posisi keberadaan pemuda itu.

 

Bersambung

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

PELADI MAKARTI

PENDATAAN PELAKU USAHA/ UMKM DI KALURAHAN PUTAT