CERITA TEENLIT - NISKALA PUSPAS

Lian 31 Agustus 2022 10:36:14 WIB

NISKALA PUSPAS

Bagian 3

Karya: Ei_Shaa

 

Di lain sisi, sebuah motor terparkir dengan rapi menurunkan penumpang seorang gadis yang tengah melepaskan helmnya. Pria yang memboncengkannya membantu melepas helm itu dari kepalanya. Tangannya meraih surai hitam panjang itu dengan usapan lembut.

“Baik-baik di kelasnya, nanti pulang bareng kaya biasa.” Anggukan malu diberikan gadis itu pada sang pemuda. Lambaian tangan menghiasi atmosfer hangat di antara mereka.

Perlahan langkah kaki itu berhenti di depan kelasnya, mengamati betapa riuh dan sesak pintu masuk ruangan kelas ini. Penasaran dengan apa yang menjadi tontonan banyak gadis sekolahnya ia mencoba berjinjit dengan hasil yang tentu saja nihil.

Tiba-tiba dari arah belakang ada yang menepuk bahunya. “Ayo masuk. Kenapa cuman berdiri di luar?” Sontak tangan Rachel menarik pergelangan tangan Ghina untuk masuk ke dalam kelasnya. Rachel dan Ghina mendudukkan pantatnya di bangku meja yang sama.

“Ada apa sih mereka kok ngumpul di depan kelas kita?” Ghina masih penasaran dengan apa yang terjadi karena sebagian besar mereka adalah gadis-gadis dari kelas lain.

“Lo liat aja di belakang sana.” Rachel menginstruksi Ghina untuk menoleh ke samping belakangnya sebagai alasan para gadis itu datang mengerumuni kelasnya.

Pandangan Ghina menoleh ke samping belakangnya yang sudah terisi dengan seseorang yang tengah menenggelamkan kepalanya di atas lipatan tangan.  Dirinya sedikit terheran, terakhir kali ia masih melihat bangku itu masih kosong.

Tiba-tiba kepala itu mendongak memperlihatkan wajah dari orang yang menenggelamkan kepalanya. Secara tidak sengaja pandangan mereka bertemu satu sama lain. Ghina sontak menoleh ke arah lain menghindari tatapan dari pemuda yang tidak dikenalnya.

“Dia murid baru, ya?” tanya Ghina penasaran karena ia tidak pernah melihat wajah itu di dalam kelasnya ini. Rachel hanya memberi jawaban berupa anggukan kepala tanpa memedulikannya.

Namun, seluruh isi kepalanya kini mengatakan bahwa pria yang ia lihat barusan semacam bukan pemuda baik-baik. Satu hal yang keluar dari benaknya adalah untuk menjauhinya.

“Ghina lo dicari Kak Rio.” Sontak sebuah suara membuat Ghina menoleh saat waktu istirahat tiba. Salah satu teman satu kelasnya ini memberitahukan Ghina.

Ghina mengangguk sambil keluar dari kelasnya menghampiri salah satu kakak kelas yang bernama Rio. Orang yang Ghina kenal selama tiga tahun ini. Ghina selalu diantar jemput olehnya dan hampir ke mana pun Ghina pergi Kak Rio selalu ada buat Ghina.  

Tanpa Ghina sadar, Abim terus memandangnya dari kejauhan hingga Ghina kembali lagi ke kelasnya. Sadar dengan tatapan Abim di belakangnya, Ghina menoleh ke arah Abim yang mengenakan earphone dengan tatapan dingin ke Ghina.

***

Setelah bel yang menandakan waktu istirahat dimulai berbunyi, Abim bersandar di dinding belakang sekolahnya. Menghindari semua tatapan dari murid-murid yang mungkin terasa tidak menyenangkan. Tangannya berulang kali terangkat ke udara. Tangannya itu menggerakan sebatang rokok yang baru saja ia ambil dari wadah.

Abim lantas mengarahkan pandangannya ke arah langit cerah di depan sana. Pandangannya terhenti lantas lirikannya mengarah ke samping, tanpa sadar Abim melihat seorang gadis dengan tatapan tidak percaya terus mengamatinya.

“Lo kok bisa di sini?” tanya Abim kala dirinya mengamati Ghina yang berdiri diam sambil terus memandang tangannya sedang mengapit sebatang rokok. Dengan cekatan tangannya menyembunyikan rokok itu dengan cepat.

 

 

Bersambung

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

PELADI MAKARTI

PENDATAAN PELAKU USAHA/ UMKM DI KALURAHAN PUTAT