CERITA TEENLIT - NISKALA PUSPAS

Lian 31 Agustus 2022 10:36:06 WIB

NISKALA PUSPAS

Bagian 2

Karya: Ei_Shaa

 

“Saya mohon untuk memberikan sekali lagi kesempatan, saya janji Abim akan menjadi lebih baik lagi, Bu.” Sang guru hanya tersenyum paksa pada Bunda Abim. Tangannya mendorong sebuah kertas pada bundanya untuk dilihat. Kertas itu adalah kertas yang berisikan tentang perjanjian kepribadian yang pernah Abim tanda tangani di depan wakil kepala sekolah dan juga sang guru BK. Surat istimewa yang mungkin hanya akan keluar untuk Abimanyu seorang. Dengan terpaksa sang bunda menandatangani surat tersebut.

“Saya telah mendengar banyak tentang sekolah yang Abimanyu tempati sebelumnya. Mereka mengatakan pada saya tentang kepribadian dan juga seluruh tindakan pelanggaran yang anak Ibu lakukan.” Bunda Abim yang mendengar hanya bisa tersenyum dengan paksa. Tidak ada yang bisa ia berbuat dengan banyak.

“Nak Abimanyu juga pernah mendapatkan dua kali daftar hitam dalam satu sekolah terakhir. Alangkah baiknya, dari rapat bapak-ibu guru pembimbing lainnya setelah mendiskusikan hal ini hampir semua menyepakati jika Abim akan mendapatkan skors dan jika Abim masih ingin berada di sekolah ini Nak Abim harus bersikap baik pada semua orang dan tidak lagi melanggar hukum civitas,” terangnya lagi.

Dengan cepat Abim meraih lembar kertas yang disodorkan pada bundanya, meski ia tidak berjanji bahwa kepribadiannya bisa berubah lebih baik sesuai dengan apa yang diminta dari pihak sekolahnya. Ini semua hanyalah sia-sia. Abimanyu menuliskan namanya pada lembar kertas tersebut lengkap dengan tanda tangan dirinya lantas Abim beranjak dari kursi yang didudukinya. Baru berapa langkah ia kembali lagi. “Nih Buk, saya kembalikan. Nanti saya dikeluarkan hanya karena ambil satu bolpoin Ibu lagi.” Dengan cepat bundanya menoleh ke arah sang putra, menyenggolnya dengan sedikit keras.

Langkahnya disusul oleh sang bunda keluar dari sekolah menengah yang keenam setelah ia pindah. Meskipun memiliki riwayat buruk dan daftar hitam yang ia peroleh selama sekolah menengah, ini tidak pernah ia sesali karena memang mereka yang berkuasa yang bisa menguasai dunia meski tingkahnya salah.

Selama menyelesaikan studinya di sekolah menengah ini Abim sungguh menahan tindakannya dari “menyalahi aturan sekolah” sesuai dengan apa yang dikatakan oleh guru BK-nya saat itu. Abim tidak lagi mendapatkan skors dan tidak lagi mendapatkan hukuman. Hingga tahun pertamanya di SMA dirinya masih menahan apa yang sungguh tidak bisa ia tahan sama sekali.

Hingga kini, dirinya berdiri di sebuah SMA yang baru di tahun kedua dirinya pindah. Jika dihitung dia sudah pindah sebanyak delapan kali saat ini.

Abim menatap gedung sekolahnya yang masih tergolong lumayan elite karena akreditasi yang dimilikinya masih tergolong tinggi. Salah satu alasan dirinya berada di SMA ini hanya karena ayahnya yang kenal baik dengan kepala sekolah sebagai pemilik gedung. Tidak masuk akal memang, mereka yang lain dapat berhasil masuk karena poin nilai yang didapatkan sedangkan dirinya masuk dengan begitu mudah hanya karena sang ayah kenal dengan kepsek.

Abim melangkahkan kakinya menuju ruangan yang sudah diberi tahu sebelumnya oleh beberapa guru. Langkahnya yang penuh dengan percaya diri menyita seluruh pasang mata yang dilewatinya. Mereka semua mengarahkan pandangannya pada Abim.

Hari pertamanya tampak biasa-biasa saja, tidak ada yang namanya ‘istimewa’ atau sesuatu hal yang membuatnya tertarik dan merasakan perbedaan dengan sekolah sebelumnya. Hanya saja, perbedaan kali ini karena banyak gadis yang rela berkerumun demi melihat anak baru yang bisa dibilang cukup tampan. Hal ini juga terjadi pada beberapa hari ke depan.

 

Bersambung

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

PELADI MAKARTI

PENDATAAN PELAKU USAHA/ UMKM DI KALURAHAN PUTAT