CERBUNG - INDIGO

Lian 29 Juni 2022 20:12:45 WIB

SEKUTU (3)

 

Putra senyum-senyum sendiri melihat tingkah adiknya. Ia bersyukur karena mereka adalah saudara yang rukun, bahkan hampir tak pernah bertengkar, hanya debat ringan seperti inilah yang mereka alami bila adu argumen.

Seperti kata Lily, Putra memacu motornya membelah kemacetan jalan raya menuju kampus mereka, berusaha menyalip kendaraan-kendaraan di depannya.

Padatnya sepeda motor yang berjejeran di parkiran kampus menyulitkan Putra mencari tempat untuk memarkir Mio-nya. “Ly, lo ke kelas duluan deh. Gua mau parkir motor dulu.”

“Lily duluan ya Bang?” pamit Lily yang dibalas anggukan oleh kakaknya.

Pagi Lily nyaris sempurna bila saja Arjuna tak berkeliaran di sekitarnya. Pemuda itu bahkan sudah menunggu adik sahabatnya itu di depan kelas si gadis. Lily yang tadinya sumringah setelah mendapat ajakan nongkrong via chat WA dari Canda jadi muram begitu melihat sosok Arjuna berdiri di samping pintu kelasnya.

Arjuna berdiri dengan menyandarkan punggungnya di tembok. Tangan kanannya ia masukkan ke saku celana, sedangkan tangan kirinya sibuk memainkan benda pipih, mengecek apakah ada pesan yang masuk. Keberadaan yang begitu mencolok untuk menarik perhatian siapa saja yang lewat.

Rambut ala oppa-oppa Korea milik Arjuna melambai-lambai kala ia mengangkat kepalanya yang tertunduk, radarnya menangkap kehadiran Lily semakin mendekat. Lily jadi enggan memasuki kelasnya begitu tahu ‘si penghalang pintu’ sedang menatapnya dengan senyum cerah.

“Hai, udah lama nggak ketemu.” Arjuna memasukan Android-nya ke saku celana. Pemuda itu mendekati Lily. “Kenapa lo ngehindar dari gua?”

Lily tak susah-susah memeras otaknya untuk mencari alasan, ia melontarkan kalimat sekenanya. “Meles ketemu Bang Juna, cuma bawa masalah aja.”

Arjuna menaikan sebelah alisnya, heran dengan apa yang diucapkan Lily. “Masalah? Kapan gua bawa masalah ke elo?”

“Hanya belum aja, Bang. Udah ah, minggir. Lily harus masuk kelas.” Lily menghela napas kasar lalu melenggang melewati Arjuna. Ia masuk kelas dan menulikan telinga atas kalimat Arjuna selanjutnya.

“Ly, maksud lo apa? Ly?” Volume suara Arjuna cukup keras namun tetap diabaikan oleh Lily.

Arjuna bingung. Apa yang dimaksud Lily dengan belum membawa masalah? Bukankah itu berarti ia akan membawa kesulitan untuk Lily pada akhirnya? Apa yang salah dengannya? Dia bahkan tak melakukan apa pun yang berpotensi melecehkan adik sahabatnya itu. Arjuna hanya ingin lebih mengenal Lily. Ia akui bahwa ia penasaran sejak kejadian makrab beberapa waktu yang lalu, apalagi saat kejadian di rumah Lily. Arjuna merasa bahwa gadis itu istimewa, misterius namun dewasa. Menurut Arjuna, Lily memiliki pesona unik yang menariknya untuk terus dan terus mendekatinya.

Arjuna menghela napas, ia memutuskan untuk mundur kali ini. Ia akan mencari cara lain untuk bisa lebih dekat dengan gadis itu.

Di dalam kelas Canda dan Calya mendekati Lily yang baru saja duduk di bangkunya. Mereka memberondongnya dengan kalimat yang bertubi-tubi pada Lily yang bahkan tak diberi kesempatan untuk menjawab.

“Ly, ngapain Bang Juna nyariin kamu?” Canda yang memang cerewet melontarkan pertanyaan pertama.

“Bang Juna kamu apain sih ampe segitunya banget nguber-uber kamu?” Kali ini Calya yang biasanya cukup kalem juga ikut bersuara.

“Eh bener itu, gimana bisa kamu buat Bang Juna yang bucin banget sama cewek barunya itu ngekorin kamu terus akhir-akhir ini?” Canda dan keponya sudah sampai tingkat maksimal itu cukup berbahaya. Kenapa pula ia bertanya hal seperti itu pada Lily yang bahkan tak merasa melakukan apa-apa pada Arjuna?

 

Bersambung

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

PELADI MAKARTI

PENDATAAN PELAKU USAHA/ UMKM DI KALURAHAN PUTAT