CERBUNG - INDIGO
Lian 29 Juni 2022 20:11:28 WIB
KEMARAHAN ALAM ITU MENGERIKAN (11)
Setapak demi setapak langkah berat mereka telah membawa ke tempat aman di mana ada pemukiman. Hari mulai pagi kala mereka mencapai camping ground, sekelompok orang yang dipimpin oleh Liondra akhirnya sampai di tempat yang aman meski mereka lewat jalur belakang. Orang-orang yang memang masih tinggal di tempat itu untuk mencari keberadaan para pendaki yang hilang pasca kebakaran sehari yang lalu tadinya tak menyadari kehadiran mereka. Teriakan pendaki wanita berkuncir kuda lah yang menarik perhatian para suka relawan dan penjaga pos pendakian.
Semalaman berjuang akhirnya mereka bisa menarik napas lega. Para pendaki yang trauma pasca kebakaran itu mengalami lelah fisik dan mental. Rasa kehilangan rekan yang meninggal terlalap api mungkin akan lama untuk disembuhkan. Berbagai tekanan dan emosi mereka rasakan, melarikan diri dari kobaran api bukanlah akhir dari ujian yang harus mereka tanggung, mereka harus melewati perdebatan untuk menentukan pilihan dan berjuang untuk keluar dari jalan yang sama sekali tak mereka ketahui ujungnya.
Sepoi-sepoi angin sejuk pagi hari membawa bau embun. Lily yang telah dibaringkan dalam pos darurat mulai mengerjapkan mata. Tubuhnya terasa remuk, tenaganya seperti terpelintir hilang entah ke mana.
Lily menoleh, menatap keluar tenda. Samar ia dapat melihat sosok wanita dengan pakaian yang tak sesuai dengan zamannya, pakaian ala kerajaan Hindu berwarna emas dengan mahkota besar menghiasi kepalanya. Wanita itu tersenyum. Entah mengapa Lily ikut tersenyum tanpa sadar.
“Lo kenapa, Ly?” Liondra yang memang sejak tadi menjaga gadis itu menyadari ke mana arah tatapannya. “Mereka sejak tadi menunggu di bawah naungan pohon besar itu. Sepertinya mereka nunggu lo bangun.”
Sempat Lily menoleh ke arah Liondra yang sedang menjelaskan keadaan namun tatapannya kembali diarahkan kepada wanita cantik bak ratu dengan burung jalak bertengger di pundaknya.
“Apa itu Hala?” Lily bertanya dengan suara serak tanpa mengalihkan pandangannya dari sosok yang berdiri di bawah pohon, jauh dari keramaian di dalam tenda.
“Hmm. Dia tahu pada siapa harus membalas budi. Seperti kata lo, ikuti suaranya. Begitulah kita bisa keluar dari jalan gaib semalam. Sepertinya kabut hitam yang menunjukkan arah ke elo semalam adalah wanita itu. Asumsi gua, Hala yang manggil dia.”
“Sepertinya dia udah sehat.” Lily dapat melihat perban yang ia ikat di sayap Hala sudah tidak ada lagi, kasa itu telah hilang saat burung itu terbang ke sana kemari. Lily lalu tersenyum. “Dia sudah bekerja keras.”
“Lo juga udah bekerja keras. Segala hal butuh tenaga dan upaya, tak sekedar mengedipkan mata lalu semua terjadi. Keajaiban ada karena kerja keras, bukan datang hanya karena kita meminta.” Kata Liondra sambil menepuk kepala Lily pelan.
Jagalah sikap terhadap sekitar, bahkan alam ini akan membalas bila manusia keterlaluan melukainya. Segala hal ada hukum sebab akibat, seperti pemburu yang mengincar kekayaanku dan akhirnya tiada karena sebatang rokok. Hidup pemburu yang angkuh itu berakhir karena kecerobohan mereka sendiri, puntung rokok yang mereka buang sembarangan akhirnya menjadi alasan ajal mereka menjemput.
Bersambung
Formulir Penulisan Komentar
Pencarian
Komentar Terkini
Statistik Kunjungan
Hari ini | |
Kemarin | |
Pengunjung |
- HARI TERAKHIR PELATIHAN BAHASA JEPANG GRATIS DI KALURAHAN PUTAT
- KOORDINASI BPN TERKAIT PTSL KALURAHAN PUTAT
- BANK SAMPAH PADUKUHAN BATUR
- BIMTEK KPPS KALURAHAN PUTAT
- PANENAN PERDANA LAHAN KETAHANAN PANGAN
- KAPANEWON PATUK LAKSANAN MONEV REALISASI KERJA PROGRAM KEGIATAN PEMERINTAH KALURAHAN PUTAT
- POSYANDU REMAJA PADUKUHAN BATUR