CERITA TEENLIT

Lian 02 Juni 2022 11:03:27 WIB

NUANSA (43)

Karya : Ei_Shaa_

 

 Gadis biasa yang ia temui  dengan mata yang selalu memicing kearahnya. Tatapan yang selalu memberikan bendera merah padanya. Namun, entah mengapa hatinya begitu sakit saat Syifa selalu dekat dengan Farrel. Meski sudah ia lupakan,  tapi tetap saja emosi itu masih  sedikit mendominasi hatinya. 

 Bagaimana gadis sepertinya bisa memikat hati. Aneh memang. Tapi itulah kenyataannya. Sedangkan tanda tanya yang terus berputar di kepalanya membuat sosok itu kembali terpikirkan atas sosok Syifa. Tempatnya bertemu memang aneh, sebetulnya saat dia membolos latihan basket dan bertemu dengan Syifa saat itu bukankah pertemuan pertamanya. 

Pertemuan pertamanya adalah saat Syifa menjenguk yang berada di rumah sakit.  kebetulan di tempat yang sama, di mana bundanya dirawat  juga di rumah sakit yang sama.  saat itulah pertama kali Ardan melihat Syifa sambil menangis setelah ia keluar dari sebuah ruangan. 

Dengan penasaran yang tinggi sebab seragam sekolah yang dikenakan oleh Syifa sama dengan seragam sekolahnya. Ardan memasuki ruangan tersebut. Beberapa kali setelah ia melihat Syifa sering berada di rumah sakit yang sama dengan bendanya membuat Ardan sering menjenguk ibu Syifa tanpa sepengetahuan anak itu. 

Lain halnya dengan Syifa, dirinya yang kini tengah menangis sendu tak lagi bisa ditampungnya. Sebuah kalimat yang ia terima dari papa Ardan untuknya membuat anak itu kembali dilanda gundah.  yang meminta di pergi dari kehidupan anaknya dan membiayai ibunya untuk pelaksanaan operasi dan semua tanggungan dari sekolahnya atau memilih untuk tetap tinggal dengan segala penyesalan yang aka menghampirinya. 

Kejam memang. Anaknya yang mengatakan ingin meminta jawaban terhadap perasaannya harus menanggung sedih setelah apa yang ia perbuat selama ini. Syifa harus merelakan Ardan untuk pergi ke negara lain dan melupakannya untuk waktu yang lama. Apapun yang terjadi. 

***

Dua minggu sudah berlalu,  Ardan dan tim basket nya sudah siap untuk bertanding hari. Energi positif yang selalu mengalir dalam timnya kini membangkitkan semangat yang memang sudah sepatutnya ia  laksanakan sejak lama.  seluruh anggota timnya sangat berantusias untuk menang hari ini.  tidak terkecuali dengan dirinya sendiri. 

 Ia harus merelakan separuh hatinya untuk menerima bahwa Syifa akan datang bersama dengan Farrel nantinya. Backstage yang mempertemukan tekad mereka untuk menaklukkan turnamen yang hadir tahun ini membuat semua anggota tim merasakan sesuatu yang bersinar di depan sana menanti mereka. 

Begitu juga dengan Aradan yang menanti seseorang yang akan menyinari hatinya kelak. Matanya yang sejak tadi menatap ke luar backstage membuat Rio kini menyadari sesuatu. 

“Mencari seseorang, teman?”

“Ah, lo tahu siapa yang sedang berada di pikiran gue? Dukun ya?” Rio yang semula menampilkan senyumannya kini beralih berdecak kesal. 

"Lo kok tau gue dukun, lo dukun juga ya?" Tunjuk Rio pada Ardan yang kini justru memalingkan tangannya untuk kembali. Sontak gelagak tawa justru mengisi backstage yang mereka tempati sekarang. 

Suasana menghangat. Mood Ardan sedang baik kali ini. Tidak ada yang menghentikannya bermain basket. Bahkan meskipun Syifa hanya dimintai tolong oleh Rio. Ia tetap senang, surai lembut yang disentuh tangannya masih begitu terasa. Ardan sungguh jatuh cinta dengan gadis menawan itu.

 

 

Bersambung

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

PELADI MAKARTI

PENDATAAN PELAKU USAHA/ UMKM DI KALURAHAN PUTAT