CERITA TEENLIT

Lian 02 Juni 2022 10:59:18 WIB

NUANSA (41)

Karya : Ei_Shaa_

 

"Hmmm? Ada apa?" Ardan tidak menoleh sama sekali dia menikmati air yang ia sentuh dari aliran sungai bening ini.

"Tentang basket…" Ardan terdiam, ia sudah menebak jika Syifa akan mengatakan padanya cepat atau lambat. Belum sampai Syifa melanjutkan ucapannya. 

“Kenapa? Kamu pasti dipaksa sama Rio ya kan?  Kalau orang lain jangan mau.” Syifa termenung. “ Tapi…..”

"Tapi apa Ar?" Ujar Syifa penasaran. Ardan menoleh ke arah Syifa. 

"Kecuali kalau lo yang minta." Putusnya. Agak aneh memang jika Ardan yang memintanya untuk memaksa. "Siapa tau gue mau."

Syifa bingung mau menjawabnya bagaimana. Ucapan Ardan barusan membuatnya mempertimbangkan kembali apa yang ingin disampaikannya.

"Tapi kan gue cuman  mau tanya." Simpul Syifa

"Emang iya? Kayaknya lo kemaren di lapangan dipaksa Rio buat maksa gue balik, mau bohong ya?" Suara Ardan terlihat begitu mendominasi, mendorong Syifa pada keadaan dia harus menjawab dengan jujur. Biar bagaimana pun, Ardan sudah tahu kenyataan itu. 

Syifa semakin bimbang apa yang harus ia lakukan. Pikiran aneh kini mulai mendominasi pikiran gilanya. "Emm, GUE MAU LO IKUTAN BASKET LAGI!" Syifa berteriak dengan menutup matanya. Sejenak ia mendengar suara tawa dari sosok pria di sampingnya. Rasa malu kini menyelimuti Syifa. 

"Ih, kok diketawain!" 

"Haha, kamu lucu banget lho tadi." Ardan melambungkan tawanya.  Ia masih merekam bagaimana Syifa memintanya untuk ikut dalam turnamen yang akan diselenggarakan tidak lebih dari seminggu. "Gitu dong! Kalo lo yang minta gue mau, asal lo janji bakal liat gue main? Gimana?" 

Syifa mengangguk paham. Ia senang Ardan mau ikut dalam pertandingan basketnya lagi. Ini akan menjadi hal yang paling di tunggu-tunggu oleh banyak siswa siswi. Sang kapten telah kembali.

"Tapi ini buat yang terakhir kalinya gue main basket." Lirih Ardan. "Jadi gue harap lo ada di sana, gue beliin tiketnya." 

"Gausah." 

"Kenapa? Lo cuman pergi sama Erna kan? Biar dia yang beli sendiri." 

Syifa masih menggeleng, "Gue pergi bertiga."

"Bertiga? Sama siapa?" Ardan penasaran, sejak kapan mereka berdua jadi dekat dengan orang lain lagi. Bukan biasanya Syifa hanya pergi berdua dengan Erna?

"Farrel, dia pengen nonton turnamen itu juga." 

"Nggak!" Putus Ardan dengan cepat. "Gue nggak suka lo pergi sama Farrel. Dia tu cuman pengen deket sama lo." 

"Yakan dia emang teman sama Syifa. Kok pake dilarang segala?" Meski fakta yang keluar dari mulutnya, tak membuat Ardan lantas luluh dengan kenyataan yang harus ia terima. 

"Pokoknya enggak, jauhin dia kalau lo mau gue ikut turnamen. Plis gue gamau nyakitin siapa pun lagi. Jadi, tolong lo tahu gue gasuka  liat lo sama Farrel." 

"Emangnya kenapa?" 

"Gue suka sama lo." Jawabnya penuh perasaan. Emosi itu tidak lantas membuatnya menyadari keadaan dari kalimat yang keluar dari mulutnya.  

Netranya bergetar hebat. Jantungnya berdegup dengan kencang. Tidak bisa di pungkiri lagi jika kalimat itu yang selalu ditepisnya dari bayangan kuat tentang Ardan. 

"Gue harap ini jadi pertimbangan buat lo." Tangan Ardan mengelus surai hitam panjang milik Syifa. "Dah yuk pulang ke rumah."

 

 

Bersambung

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

PELADI MAKARTI

PENDATAAN PELAKU USAHA/ UMKM DI KALURAHAN PUTAT