CERITA TEENLIT

Lian 02 Juni 2022 10:56:53 WIB

NUANSA (40)

Karya : Ei_Shaa_

 

Motor Ardan berhenti di sebuah bukit yang terlihat masih asri, Syifa tidak tahu jika tempat ini terletak sedikit jauh dari kota. Tangannya mencoba menuntun tangan Syifa. Namun, ia tidak percaya Stifa menolak genggaman tersebut. 

"Nggak mau pegangan?"

"Nggak, makasih." Simpulnya, Syifa masih meyakini jika Ardan hanya modus terhadapnya. "Okay." Jawab Ardan sambil berlalu meninggalkan Syifa. Nanti juga Syifa akan tahu apa yang akan terjadi. 

"Akhhh!" Entah mengapa jalanan datar yang mengarah pada bukit ini terasa licin di kaki Syifa. dengan cekatan Ardan lantas meraih tangan Syifa. 

"Makanya tadi pegangan, masih bisa jalan? Kemaren abis hujan makanya licin." Syifa lantas meraih tangan Ardan untuk membantunya berjalan. Entah kenapa jalan datar ini bisa membuatnya terpeleset. 

"Masih bisa, emang mau kemana sih?" 

"Udah ikutan aja, biasanya abis ujan tuh banyak yang bisa dilihat." Tidak lama setelah Ardan menuntun Syifa berada lebih dalam pada bukit ini, sebuah pemandangan di mana satu air terjun dan sungai bening yang mengalir terlihat begitu memukau. 

"Lo sering ke sini ya?"

"Sering banget, ini tempat kedua kalo gue pergi ke RS jenguk bunda, kalau yang pertama ya di deket rumah itu. Gue disini bisa lebih tenang dan ngerasa aja kalau semua masalah mesti ada jalan keluarnya." Ujarnya sembari menatap lurus air yang terjun deras di depan sana. 

Memang benar, suasana yang terasa juga begitu asri dan lebih bisa menyatu dengan alam. Syifa masih mengingat permintaan salah satu teman Ardan untuk membujuknya kembali pada klub basket nya untuk turnamen pekan depan. Ia tidak ingin mengecewakan semua harapan yang dikirimkan padanya tapi entah mengapa ia dilanda ragu untuk bisa mengatakannya. Sedang ia tahu betul jika ada sesuatu hal yang membuatnya ada dalam bayangan kelam. Ardan harus membagi semua perhatiannya untuk rumah dan Bundanya ia bahkan membaginya pada sang ibu Syifa. Syifa tidak tega untuk memaksanya lagi. 

"Ar…" panggilnya pelan. Ardan menoleh mendapati Syifa yang melayangkan pandangan sendu padanya. 

"Kenapa?" Suara itu melayang bebarengan dengan suara layaknya orang tersenyum. Atau mungkin saja Ardan sudah menerka  apa yang mungkin Syifa katakan padanya. 

"Sejak kapan bunda di RS?" Tanyanya dengan hati-hati. Ia takut membuka luka lagi bagi Ardan mengingat diri itu terlihat tegar dalam segala keadaan dan kondisi. 

Ardan menghembuskan napasnya panjang sambil mengamati terus air itu menjatuhkan dirinya pada bongkahan batu besar di bawah sana. "Udah lama, sejak aku masuk SMA, sekitar satu tahunan lebih. Awalnya bunda cuman sakit-sakitan di rumah. Terus abis itu aku nemenin bunda cari obat, bunda aku tuh sayang banget sama papa. Tapi sayangnya, pria itu nggak begitu sama bunda. Meski bukan hal aneh lagi kalau liat papa dari jauh sama orang lain tapi sakit liat bunda dari jauh cuman bisa memberikan pandangannya sama orang yang salah. Makanya aku jadi kurang suka sama papa." 

"Dia nggak menghargai kehadiran bunda dan aku." Lanjutnya. "Dah nggak usah di pikirin ini masalah aku. Nggak  ngerasa bersalah juga karena udah denger. Aku seneng kok kamu tanya." Senyumnya tipis pada Syifa. 

"Aku ikutan seneng kalau bunda kamu bisa cepet sembuhnya." 

"Eh, Iya dong, harus lho itu haha." Ardan tersenyum lebih lebar dari sebelumnya. Senyuman ini bahkan belum pernah dilihatnya sama sekali. Mungkin ini sisi yang belum pernah di lihat banyak orang di luar sana. Bagaimana wajah tampan ini tersenyum. Tidak bisa ia bayangkan fans wanitanya akan menjerit histeris. 

Syifa tetap terdiam meski ia mengakui dalam diamnya jika Ardan jauh lebih tampan jika tersenyum dan suaranya yang lebih stabil dibanding saat siang tadi di sekolah.

"Ar…"

 

Bersambung

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

PELADI MAKARTI

PENDATAAN PELAKU USAHA/ UMKM DI KALURAHAN PUTAT