CERITA TEENLIT
Lian 02 Juni 2022 10:37:05 WIB
NUANSA (38)
Karya : Ei_Shaa_
Tidak butuh waktu yang lama bagi pemilik toko menghadirkan apa yang Ardan minta. Kini bunga itu sudah berada di tangannya. Sekali lagi, Ardan kembali menggenggam pergelangan tangan Syifa sambil membawanya keluar di mana motornya berada.
“Bawa ini dan naiklah!” Tidak ada senyuman. Wajah Ardan yang seperti ini yang membuat Syifa sedikit takut dengan sosok manusia ini. Tidak ada perlawanan yang Syifa lakukan. Ia menaiki motor Ardan dan mulai mengenakan helm yang sudah Ardan sediakan sebelumnya demi keselamatan mereka.
“Kita mau kemana?”
“Nanti lo bakalan tahu.” Ardan terus melajukan motornya menuju suatu tempat. Tidak lama setelah itu, hanya memakan waktu sekitar 15 menit bagi Ardan untuk sampai pada sebuah gedung bertingkat dengan nuansa putih dan penuh bau obat yang begitu mendominasi. Di sinilah mereka sekarang berada. Sebuah rumah sakit yang kini membuat Syifa menaikkan alisnya.
Tidak banyak yang Ardan katakan pada Syifa. Tangan itu masih saja menarik pergelangan tangannya dan membawanya masuk ke dalam ruangan yang tampak tidak asing. Jalan di setiap lorong rumah sakit itu membuat Syifa mengingat sesuatu yang berada di sana. Hatinya lantas terasa begitu dingin sebab nuansa yang begitu terasa.
Satu tangan Ardan mendorong sebuah pintu untuk Syifa. Mempersilahkan gadis ini untuk masuk terlebih dahulu. Betapa terkejutnya Syifa kala kakinya mulai melangkah ke dalam ruangan tersebut. Memang ini tujuan Ardan mengajaknya masuk ke dalam sini.
“Nak Ardan!” Ucapan menyapa sosok yang berada di samping Syifa kali ini. betapa terkejutnya Syifa kala ibunya ini menyapa Ardan daripada dirinya layaknya sang anak. Senyuman Ardan lantas mengembang di sini.
“Apa hari ini lebih baik daripada sebelumnya?” Ardan bertanya setelah ia melihat kondisi ibu Syifa yang terlihat lebih membaik. Lantas wanita berkepala empat itu mengangguk sambil menawari senyuman tak kalah tulus.
“Aku senang kau datang.” Kalimat itu mengudara dengan lirih. Terlihat sendu bersama dengan senyuman.
Syifa hanya terdiam, mengamati dengan penuh pandang. Wanita yang dikenalnya ini menyapa temannya meski bukan dirinya. Bingung campur suka Syifa rasakan kali ini. Tak apa meski ibunya tidak memandang dan mengajaknya berbicara, melihat sosok itu lekas pulih saja sudah amat senang. Ia harus tegar jika suatu saat ibunya masih menginginkan sang kakak untuk kembali atas kejadian yang sudah tidak terdua dulu.
“Aku juga senang hari ini, Aku membawa Syifa untuk menjenguk anda sekalian.” Pandangan Ardan tidak sedikit pun beralih pada anak gadis itu. Meski sedikit agak kaku tapi ibu Syifa tetap mencoba untuk tersenyum pada sang anak yang sudah lama.
Tidak ada yang berubah. Rasa Syifa. Rasa takut dan cemasnya akan sang ibu kala dirinya masih berpikir jika ibunya masih memilih sang kakak dari dirinya.
"Kau harus kembali, aku yakin seseorang sedang menunggumu sekarang ini." Ujar sang wanita dengan suaranya yang melirih, tangannya menyentuh halus permukaan punggung tangan Ardan. Anggukan perlahan hanya bisa Ardan layangkan sembari meninggalkan ranjang sang pasien yang sudah hampir menemukan titik terang dalam kesehatannya.
“Boleh aku tinggal di sini?” tangan yang semula menarik pergelangan kecil itu terhenti mendengarnya dengan saksama. Tatapan mata Syifa yang tidak beralih sedikitpun pada sang ibu.
“Baik, 15 menit aku akan berada di luar, kamu harus janji, jam besuk sudah hampir habis.” Syifa mengangguk mengerti kala Ardan menatap jam di pergelangan tangannya.
Syifa menyempatkan waktunya, jika dipikir sudah lama Stifa tidak berada lagi di sana. Beberapa hari ini dirinya entah di sibukkan dengan apa. 15 menit hanya bisa ia manfaatkan apa adanya.
"Maafkan Syifa." Suara itu lolos dengan lirihnya. Mata yang sebelumnya sudah berkaca itu kini meloloskan cairan bening.
Bersambung
Formulir Penulisan Komentar
Pencarian
Komentar Terkini
Statistik Kunjungan
Hari ini | |
Kemarin | |
Pengunjung |
- HARI TERAKHIR PELATIHAN BAHASA JEPANG GRATIS DI KALURAHAN PUTAT
- KOORDINASI BPN TERKAIT PTSL KALURAHAN PUTAT
- BANK SAMPAH PADUKUHAN BATUR
- BIMTEK KPPS KALURAHAN PUTAT
- PANENAN PERDANA LAHAN KETAHANAN PANGAN
- KAPANEWON PATUK LAKSANAN MONEV REALISASI KERJA PROGRAM KEGIATAN PEMERINTAH KALURAHAN PUTAT
- POSYANDU REMAJA PADUKUHAN BATUR