YOUNG ADULT - FROM AARON TO ANNA

Lian 30 Maret 2022 12:08:12 WIB

CUMA PURA-PURA (1)

 

Semua fakta yang baru saja Aaron dengar membuat kepalanya pening. Ia tak menduga bila dulu ia dan Anna pernah betemu. Aaron lebih tak menduga lagi bahwa Anna adalah gadis cilik yang dulu menjadi teman bermainnya, seorang teman yang ingin ia lindungi.

Samar-samar Aaron mengingat masa kecilnya bersama gadis cilik berambut panjang, kulit putihnya selembut kulit bayi. Senyum menawan gadis bermata jernih itu masih Aaron ingat sampai saat ini. Dulu Aaron memanggilnya Bella dan lihat bagaimana rupa gadis itu sekarang, senyum manis gadis periang itu kini tertutup oleh mendung.

Aaron tenggelam dalam pikirannya hingga tak menyadari seseorang di belakangnya. Ia tersentak saat orang itu bersuara, “Daddy tak ingat kalau mengizinkan kalian membawa orang asing ke rumah ini.” Elias, pria paruh baya itu masih tampak tampan dalam balutan busana kantor yang elegan. Kepala keluarga Wijaya ini sangat berkarisma dan kecerdasannya tak perlu dipertanyakan lagi. Keuletan dan kerja keras membawanya pada puncak bisnis di tanah air.

“Dad … since when did you come back?” Bukan Aaron, itu adalah Meiya. Gadis itu berbinar melihat sang ayah akhirnya menyempatkan pulang setelah beberapa minggu di Canada, tempat kelahiran ibu mereka sekaligus cabang perusahaan industri garmen milik keluarga Wijaya.

Berbeda dengan Meiya, wajah Aaron datar saat melihat ayahnya. Ia masih ingat, terakhir kali mereka bertemu adalah tepat sebelum Elias berangkat ke Canada. Saat itu Aaron bertengkar dengan sang ayah. ‘Mampus gua,’ batin Aaron. Wajahnya sudah dipenuhi keringat dingin. Biar bagaimanapun dia pasti mendapat masalah karena balapan liar, merusak motor, sampai membawa pulang anak gadis orang.

“Then, can you explain about the girl in our yard?” Elias bersedekap menunggu penjelas dari ketiga orang yang ada di ruangan itu. Ia masih menunggu dengan sabar kala tak seorang pun berani membuka mulut mereka. Elias menatap satu per satu, mulai dari Riska, Meiya, lalu menatap tajam ke arah Aaron. Pria paruh baya itu menghela napas. “Nobody wanna talk? Well, Dad will force her to go ….”

“Stop it, Dad!” Aaron tak membiarkan Elias meneruskan kalimatnya. Pemuda itu cukup tahu seperti apa perangai ayahnya.

“Jadi kenapa gadis itu ada di sini?” Elias berbalik, menatap lurus pada putranya. Sebelah alisnya naik, Elias menunggu penjelasan dari Aaron yang masih diam. “Masih tak ingin bicara? Fine, biar Daddy ….”

“Wait …!” Aaron memotong ucapan Elias. Dia bahkan tak sadar suaranya meninggi begitu ayahnya berniat pergi. “Dia … gadis itu adalah Bella, Dad.” Hanya itu yang Aaron ucapkan. Pemuda itu menghindari tatapan Elias, menolak menjelaskan lebih jauh.

“Ini peringatan, anak-anak … pulangkan gadis itu dan jangan dekati dia lagi.” Pancaran mata Elias penuh kemurkaan. Entah apa yang ada di pikirannya, tapi Aaron yakin itu adalah hal yang buruk hingga ayahnya seperti ini.

No, Dad! Aaron udah lama mencari Bella dan Aaron harus …”

“Cukup Aaron … kamu tak tahu apa pun. Sebaiknya kalian memutuskan semua hubungan dengannya.” Elias sama sekali tak mengendurkan penekanan pada ucapannya. Ia menatap bergantian pada kedua buah hatinya. Hanya mereka yang ditinggalkan oleh Angela, mendiang istrinya.

“Tapi kenapa, Dad? Anna adalah gadis yang baik … tak ada yang salah dengan perilaku Anna.” Mei tak mengerti, apa yang sebenarnya membuat ayahnya seperti ini. Ia yakin dengan pengelihatannya, Anna adalah gadis lemah lembut. Sangat berbeda sekali dengan para hyena yang sering menggoda adiknya.

 

Bersambung

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

PELADI MAKARTI

PENDATAAN PELAKU USAHA/ UMKM DI KALURAHAN PUTAT