CERBUNG - INDIGO
Lian 30 Maret 2022 12:07:37 WIB
CINTA, SAKIT DAN KEMARAHAN (5)
“Tunggu dulu, terakhir kali pas gua debat sama dia, Lily kek aneh gitu. Gua marah-marah sama dia tapi dia sama sekali nggak natap gua, tapi tempat di belakang gua. Aneh nggak sih? Merinding gua tiap kali inget,” gumam Dony lirih saat menatap Feri kembali.
“Lo nggak tau, Lily bisa liat makhluk astral?” Feri bertanya cukup kaget karena ia tahu Dony telah mengekori Lily sejak awal tahun ajaran. Janggal saja bila dalam kurun waktu itu Dony tak pernah memergoki Lily berinteraksi dengan hal berbau horor itu.
“Maksud lo, Lily bisa liat hantu? Bercanda ya lo, hantu atau setan itu nggak ada. Itu cuma halusinasi orang-orang yang takut aja sama yang gituan.” Tanpa meninggalkan celah, Dony menyangkal bahwa intensitas makhluk halus itu tak ada di dunia ini, dan ia tak percaya dengan tahayul seperti itu.
Dony tak bisa menarik kesimpulan sendiri setelah obrolannya dengan Feri. Beberapa kali ia bersinggungan dengan Lily, tak jera untuk mendapatkan gadis itu. Dengan sifat Dony yang sembrono, dia dengan lantang menyatakan cinta pada Lily. Namun bukan gayung menyambut yang ia dapatkan, Lily malah semakin menjaga jarak dengan menghindari Dony atau sesekali mengatakan kalimat aneh, lagi-lagi tentang ibunya.
“Dasar cewek nggak tau diri, jangan besar kepala lo mentang-mentang Dony kejer ngejar lo.” Salah satu teman satu angkatan Lily yang menyeretnya ke toilet perempuan mendorong bahu Lily hingga ia membentur dinding di belakangnya. Gadis berkuncir kuda itu memaki Lily sambal terus mendorongnya.
“Aku nggak minta dia melakukan itu. Udah cukup jelas bagaimana aku menolaknya.” Lily masih berusaha tenang meski keadaan semakin mendesaknya. Bukan karena ketiga gadis yang sedang merundungnya, tapi karena bayangan transparan mengambang di belakang gadis-gadis itu.
“Halah, sok jual mahal kan biar Dony makin penasaran sama lo?” Gadis lainnya yang memiliki rambut hitam panjang dengan pita sebagai bando mencibir ke arah Lily, dia muak dengan sikap Lily yang menurutnya munafik, menolak tapi sebenarnya mau. Entah dari mana kesimpulan itu berhasil ia tarik.
“Hah, aku tak tau itu kesimpulan dari mana. Orang buta pun tau kalo aku beneran menolak Dony.” Lily mengerling pada gadis yang mengenakan bando pita, sekilas ia dapat melihat gadis itu mencibirnya.
“Udah, diem deh lo. Gua peringatin lo, jauhin Dony atau lo bakal tanggung akibatnya.” Gadis berambut pendek mendorong tubuh Lily hingga terjatuh. Ia menunjuk-nunjuk Lily yang bersimpuh di lantai yang dingin dengan tak berperasaan sambal terus memaki.
Itulah awal neraka Lily di masa abu-abu putihnya. Dony selalu mengejarnya dan gadis-gadis yang mendambakan pemuda itu terus merundung Lily. Berawal dari ketiga gadis yang menyeretnya ke toilet, merambat ke teman-teman lainnya. Tidak hanya sampai pada masalah seputar Dony, lama-lama mereka yang pernah satu SMP dengan Lily pun menyebarkan cerita mengenai tingkah aneh Lily yang terkadang bicara sendiri atau yang tiba-tiba jatuh dan terluka secara misterius.
Lily terlalu muda menanggung semuanya saat itu. Lingkungan menyerang gadis itu dengan kejam. Gadis pendiam itu telah dicap sebagai orang aneh yang suka mempermainkan lelaki yang menyukainya sehingga teman-temannya mengucilkan dia. Hanya kakaknya saja yang dapat melindungi Lily saat di sekolah, itu saja hanya dalam setahun sebelum Putra lulus.
Lily baru empat bulan ini terlepas dari masa-masa kelam itu, dan kini malah akar dari segala masalahnya itu kembali mendekatinya. Dony telah kembali.
“Lily, kau harus bersiap atau kau akan terlambat di kelas pertamamu.” Suara Lisa membawa Lily kembali ke kesadarannya semula. Benar, dia harus kuliah.
“Mama benar, ini sudah jam 7 lebih. Bang Putra pasti bawel banget kalo sampe kesiangan.” Lily menyeret tubuhnya dengan malas, ia mengambil handuk lalu masuk ke kamar mandi untuk bersiap.
Bersambung
Formulir Penulisan Komentar
Pencarian
Komentar Terkini
Statistik Kunjungan
Hari ini | |
Kemarin | |
Pengunjung |
- HARI TERAKHIR PELATIHAN BAHASA JEPANG GRATIS DI KALURAHAN PUTAT
- KOORDINASI BPN TERKAIT PTSL KALURAHAN PUTAT
- BANK SAMPAH PADUKUHAN BATUR
- BIMTEK KPPS KALURAHAN PUTAT
- PANENAN PERDANA LAHAN KETAHANAN PANGAN
- KAPANEWON PATUK LAKSANAN MONEV REALISASI KERJA PROGRAM KEGIATAN PEMERINTAH KALURAHAN PUTAT
- POSYANDU REMAJA PADUKUHAN BATUR