CERBUNG - INDIGO

Lian 30 Maret 2022 12:07:27 WIB

CINTA, SAKIT DAN KEMARAHAN (4)

 

“Halah. Lo bilang kek gitu biar gua takut trus ngejauh dari lo, kan? Harus banget ya lo pake cara ngorek luka lama gua yang bahkan udah membusuk?” Spontan Dony bangkit hingga tatapan matanya sejajar dengan Lily. Perlawanan keras Dony berikan melalui sorot mata dan setiap kata yang tanpa mengalun menusuk gadis di hadapannya. “Dingin banget sih lo jadi orang?”

Lily hanya bisa menghela napas, ia kehilangan minat untuk meluruskan kesalahpahamannya dengan Dony. Hawa dingin membelai kulitnya meski matahari cukup terik siang itu, perasaan yang tak asing kembali merayap naik ke punggungnya. Hal itu bukan sesuatu yang bisa Lily atasi sendiri. Firasatnya mencium hal buruk akan menimpanya bila percakapan ini berlanjut.

“Terserah kamu aja deh Don.” Lily memulai langkahnya, melewati Dony untuk meninggalkannya. “Sorry kalo kata-kataku nyinggungmu.” Lily mengatakan hal itu sebelum benar-benar meninggalkan Dony, membiarkan pemuda itu dengan pikiran kalutnya.

Lily mengabaikan Dony bersama ekspresi sulitnya. Lily belajar mengabaikan hal yang tak menyeretnya, ia tak ingin dianggap mencampuri urusan orang lain. Berulang kali ia dibilang sok tahu dan kelewatan karena dianggap terlalu ikut campur pada masalah orang lain. Lily tak berniat begitu. Ia hanya dimintai bantuan oleh keberadaan yang tak terlihat oleh orang lain, yang selama ini bergentayangan.

Sejak saat itu ia bersitegang dengan Lily, Dony mulai mengumpulkan informasi tentang gadis itu, bertanya pada teman-temannya yang pernah satu SMP dengan gadis itu dan menggali cerita tentangnya. Namun, yang Dony dapatkan hanya cerita mengenai Lily yang suka menyendiri dan terkadang bertingkah aneh.

“Bicara sendiri?” Dony mengernyit, ia sampai berpikir apakah Lily memiliki penyakit mental dan memiliki teman imajinasi. Itu masih sebatas tebakannya saja.

“Dia memang aneh sejak pertama masuk sekolah. Tiba-tiba ngilang dan tau-tau ketemu di tempat angker. Belum lagi sering dapet luka, entah itu jatuh di jalan atau nyebur ke sungai. Tidak jarang dia kepergok sedang ngomong sendiri di belakang sekolah, seperti orang yang lagi berantem. Aneh banget deh pokoknya.” Feri, teman satu klub basket sekaligus teman Lily sejak taman kanak-kanak itu sedang menceritakan kisah masa kecilnya.

“Tapi gua nggak pernah liat dia kek gitu, udah beberapa bulan ini gua selalu merhatiin dia. Ya, kecuali kebiasaan menyendirinya, gua rasa lo bener tentang itu.” Dony memutar-mutar bola basket di ujung telunjuknya. Membiarkan angin berembus memberi kesejukan pada kulit berkeringatnya kala ia duduk di bawah pohon rindang di tepi pagar lapangan.

Daun mahoni terbang mengendarai gelombang angin yang bertiup hingga terdampar di tengah lapangan basket menjadi pemandangan yang terasa hampa dan gersang. Dony belum mendapatkan jawaban mengapa Lily tahu mengenai kecelakaan yang dialami ibunya saat Dony berusia lima tahun. Bagaimana Lily tahu bahwa Lisa—ibunya Dony—meninggal tertabrak truk, orang lain mengatakan Lisa sengaja mengakhiri hidupnya sendiri karena frustrasi dengan kondisi keluarganya.

Tidak ada yang tahu bagaimana penderitaan Dony setelah kematian Lisa, orang tak tahu bahwa ia terhimpit oleh pandangan orang mengenai kematian ibunya. Saat itu Dony belum mengerti arti mengakhiri hidup, tapi Dony kecil merasakan perasaan. Dia mulai mengerti setelah ia beranjak dewasa, ibunya dicap sebagai wanita terbodoh yang melarikan diri dengan memilih mati. Dony semakin tercekik seiring banyaknya komentar buruk mengenai ibunya, gelenyar tak menyenangkan semakin tumbuh, tidak seperti kala ibunya masih membanjirinya dengan kasih sayang. Tak jarang juga Dony menimbunkan perasaan yang campur aduk itu dengan kenakalan yang sudah terlanjur melekat padanya.

 

Bersambung

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

PELADI MAKARTI

PENDATAAN PELAKU USAHA/ UMKM DI KALURAHAN PUTAT