CERBUNG - INDIGO
Lian 29 Maret 2022 12:32:26 WIB
CINTA, SAKIT DAN KEMARAHAN (2)
"Menarik, bagaimanapun gua harus mendapatkannya. Semakin sulit ditaklukkan, maka semakin membuat semangat bergelora." Pikiran picik Dony berputar-putar mencari cara untuk menjerat Lily dalam lengan-lengan kokohnya. Dony menggosok dagunya dengan tangan kanan sebelum senyum merekah saat pikiran liciknya terus mengalir ke arah Lily.
Ada saja cara Dony untuk mendekati Lily, tapi gadis itu masih tak menghiraukan Dony. Risih sebenarnya bagi Lily karena dony mengikutinya ke mana pun ia pergi. Lily hanya ingin menyendiri seperti biasanya, tapi di mana saja dia berada Dony selalu bisa menghidu keberadaannya bagai anjing pelacak.
"Lily, lo mau nggak jadi cewek gua?" Dony menggenggam tangan kecil Lily. Pemuda itu menatap tepat di manik Lily yang berkilau memantulkan bayangan dirinya. Kalimat itu sudah berulang kali Lily dengar namun ia tak berminat mengabulkannya.
Dony harap-harap cemas menunggu jawaban dari Lily. Selama ini ia menatap Lily sebagai gadis yang cukup menarik dan bertekad menjeratnya hingga gadis itu tak bisa lepas darinya. Tapi itu hanya angan Dony belaka, Lily sangat alot untuk ia dapatkan.
Sikap Lily yang tak acuh padanya membuat Dony tergiur dengan tantangan menundukkan Lily. Belum lagi uang taruhan dari teman-temannya, pikiran picik Dony membuatnya tak dapat mundur dengan iming-iming uang lima ratus ribu bila ia dapat menjadikan Lily yang terkenal aneh sebagai kekasihnya.
"Berhentilah berpura-pura, Don ... kau tak mengenal seperti apa aslinya diriku. Jadi, berhentilah berbuat bodoh." Tatapan Lily masih tak berubah, jernih dan lurus menatap ke depan, tapi kali ini menembus manik mata Dony yang sesaat bergetar saat mendengar kalimat yang baru saja Lily lontarkan.
"Gua serius, Ly. Udah lama gua perhatiin lo, selama ini gua nggak menutupi kalo gua suka sama lo. Gua nggak sanggup lagi kalo harus jaga jarak seperti ini tanpa bisa mengungkapkan perasaan gua ke lo." Dony memelas, gurat wajahnya melukiskan nelangsa yang selalu ampuh untuk mengatasi orang-orang berhati lemah. Jauh berbeda dengan cara kerja otaknya yang terus menyaring rencana-rencana kotor untuk mempermainkan orang demi kesenangannya sendiri.
"Omong kosong, aku tau seperti apa kamu, Dony. Aku tau bagaimana cewek tipe kamu, jadi jangan membual seolah kamu nggak bisa hidup tanpaku." Lily masih tak bergeming. Bukan karena berhati dingin, tapi Lily tahu bahwa Dony berbohong melalui tatapan matanya yang goyah.
Itu bukan kemauannya, Lily tersiksa setiap kali mengetahui pikiran orang-orang di sekitarnya yang tak terucap. Dia ingin melarikan diri, tapi Lily selalu terjerat oleh suara-suara pikiran buruk yang terlintas karena niat buruk manusia. Namun, ia hanya bisa diam. Siapa yang akan percaya dengan apa yang Lily ucapkan? Mengatakan ia dapat membaca pikiran orang? Silakan bila ingin dianggap gila.
"Atau aku harus mengatakan tentang ibumu?" Lily mengerling pada Dony setelah menatap beberapa siswa yang ada di sekitar mereka. Suasana tiba-tiba membeku. Hampir seluruh siswa angkatan Lily tahu bahwa Dony itu piatu, kematian tragis merenggut ibunya kala Dony belum cukup mengerti tentang sulitnya hidup.
Dony terkesiap, untuk sesaat dunianya menjadi sunyi. Ingatan masa silam yang tak ingin ia ingat kembali muncul ke permukaan. Ada rasa marah, kecewa, penyesalan, juga kesedihan di sana. Benar-benar masa lalu yang ingin Dony simpan rapat agar tak seorang pun mampu mengintipnya.
Bersambung
Formulir Penulisan Komentar
Pencarian
Komentar Terkini
Statistik Kunjungan
Hari ini | |
Kemarin | |
Pengunjung |
- PEMBUKAAN PERKEMAHAN AKHIR INKUBASI SAKA WIRAUSAHA DI BALAI BUDAYA PUTAT
- Pertemuan Desa Prima Edisi November di Kopi Putat
- PELANTIKAN KPPS KALURAHAN PUTAT
- PELATIHAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER UNTUK KADER POSYANDU
- APEL PAGI PAMONG KALURAHAN PUTAT
- Kunjungan Study Tiru Desa Prima Sendangsari ke Desa Prima Gumregah
- PEMERINTAH KALURAHAN PUTAT KOORDINASI PROGRAM KETAHANAN PANGAN DENGAN PENGGARAP LAHAN