CERITA TEENLIT
Lian 14 Maret 2022 09:35:37 WIB
NUANSA (34)
Karya : Ei_Shaa_
“Bukankah kau harus menemui seseorang di rumah sakit kali ini?”
Syifa menoleh kala seorang yang dikenalinya berjalan ke arah dirinya. “Tidak bibi, aku harus menyelesaikan ini untuk bisa meneruskan sekolahku yang hampir tamat.”
“Seharusnya ibumu tidak hanya memandang kakakmu saja, liat betapa kerja kerasnya dirimu sekarang. Ibumu yang masih di rumah sakit dan kau yang membutuhkan dana untuk melanjutkan sekolahmu.” Syifa hanya menjawab dengan senyuman, tidak ada yang bisa ia sampaikan untuk membalas fakta tersebut.
“Ah kau sudah pulang?”
Bibi membuka mulutnya kala Ardan membanting pintu dengan keras. Bibinya tahu pasti ada yang tidak beres hari ini jika Ardan membanting pintu tersebut dengan sengaja. Namun, itu telah dilakukan jauh sebelum dirinya melihat ayahnya pulang.
Tidak ada respon dari Ardan, kakinya melangkah mengabaikan sosok bibi yang berdiri menyambut kedatangan tersebut. Tangannya meraih minuman dingin di dalam kulkas. Meneguknya dengan tidak sabar. Sedang Syifa yang mengamati hal itu hanya terdiam.
Syifa yakin jika Ardan sedang memiliki kekasih. Sebab ia melihat seikat bunga yang ia bawa di tagannya pulang sekolah tadi. Tidak ada kontak mata seperti biasanya. Memang bukan masalah bagi Syifa, hanya saja terasa aneh tanpa ada kontak mata.
“Dia kenapa?” Tanya bibi penasaran.
Syifa menggeleng pelan, “Aku tidak tahu bibi. Seharusnya kali ini dia pergi latihan, beberapa hari lagi ada turnamen.” Pandangannya tidak berhenti hingga punggung berseragam itu hilang dari pelupuk matanya.
“Ah, itu kenapa kalian tidak pulang bersama. Bibi yakin dia sangat terkenal.” Ujarnya sambil meletakkan piring kotor itu pada wastafel.
“Ya, dia primadona sekolah. Tapi bukankah ku pikir dia sudah memiliki kekasih Bibi, mungkin saja emosinya itu karena dia ditolak? Ah rasanya tidak mungkin sekali.”
“Kau sepertinya begitu memperhatikan tuan Ardan hingga kau bisa menyimpulkan seperti itu sekarang.” Syifa dengan cepat menggeleng.
“Bukan bibi, tadi aku melihatnya membawa seikat bunga dan pergi dengan tergesa. Mungkin saja itu untuk gebetan dia.”
“Hus! Gabaik ngomongin orang di belakang.” Sanggah Bibi sambil mengamati samping-sampingnya. Memastikan keadaan mereka benar-benar aman. Syifa yang mengerti maksud bibinya lantas menutup mulutnya waspada.
Baru saja Syifa beberes tugasnya. Suara bel pintu terus mengganggunya, memanggil pemilik rumah tanpa henti. Syifa berjalan hendak membuka pintu untuk menyambut orang yang ada di depan sana. Namun, kala Syifa membuka pintu itu lebar. Matanya terkejut akan suatu hal.
“Syifa?” Ucapan itu keluar cukup keras dari mulutnya spontan.
“Rio?” Syifa dengan cepat menutup mulutnya dengan kedua tangan.
“Lo, kok ada di rumahnya Ardan?”
“Em, itu, gue a–” Syifa masih sibuk memilih kalimat yang ingin ia lontarkan pada Rio, sayangnya ia tidak bisa mengatakan dengan baik.
“Dia pacar gue. Ngapain lo kesini?” Sahut Ardan cepat di belakang Syifa sambil menatap Rio dengan emosi. Sedang Syifa berbalik menatap Ardan dengan ekspresi terkejut. Sepertinya ardan memang menyembunyikan hal itu dari semua temannya. Syifa merasa sangat bersyukur.
“Gue mau lo balik ke tim buat nerusin turnamen.”
“Gak, gue gabutuh turnamen itu lagi.” tangan Ardan menarik lengan Syifa untuk masuk sedang satunya lagi sibuk menutup pintu untuk Rio di luar sana. Dengan balasan tangan yang tidak kalah kuat, Rio berhasil menahan pintu itu untuk tidak tertutup.
“Ayolah Ar, mereka semua juga butuh elo. Tinggal berapa hari lagi turnamen itu harus terus dilaksanakan. Meski mereka tadi bertingkah seperti itu mereka tetep pengen elo ada.” Rio berusaha menarik kembali pintu itu untuk tidak tertutup.
“Enggak, gue keluar dari tim.”
Rio terdiam, begitu juga dengan Syifa. Sedang tatapan Ardan tidak berhenti sampai di sana. Matanya tidak menampilkan ekspresi selain emosi yang masih tersimpan.
Bersambung
Formulir Penulisan Komentar
Pencarian
Komentar Terkini
Statistik Kunjungan
Hari ini | |
Kemarin | |
Pengunjung |
- HARI TERAKHIR PELATIHAN BAHASA JEPANG GRATIS DI KALURAHAN PUTAT
- KOORDINASI BPN TERKAIT PTSL KALURAHAN PUTAT
- BANK SAMPAH PADUKUHAN BATUR
- BIMTEK KPPS KALURAHAN PUTAT
- PANENAN PERDANA LAHAN KETAHANAN PANGAN
- KAPANEWON PATUK LAKSANAN MONEV REALISASI KERJA PROGRAM KEGIATAN PEMERINTAH KALURAHAN PUTAT
- POSYANDU REMAJA PADUKUHAN BATUR