CERITA HOROR - MISTERI RUMAH TUA
Lian 22 Desember 2021 16:23:12 WIB
RUMAH TUA (5)
Tidurnya nyenyak setelah makan malam, Jaka mendengarkan kisah ayahnya sewaktu muda dari sang paman saat mereka makan malam. Akhirnya Jaka tahu sisi ayahnya yang tak pernah diceritakan pada Jaka atau ibunya.
Pagi itu sesuai rencana, Raka membawa mereka ke pemakaman di mana kedua orang tuanya dimakamkan. Jaka dengan hati-hati meletakkan guci abu ayahnya ke tempat yang telah dipersiapkan Raka. Jaka menangkupkan kedua tangannya dan berdoa di depan makam yang akan jadi peristirahatan terakhir ayahnya.
"Setelah ini Paman akan mengajak kalian keliling dan mengenalkan pada penduduk desa. Aku yakin mereka sangat merindukan Bang Rama." Raka tersenyum hingga matanya melengkung, ia ingat bahwa kakaknya adalah orang yang ramah hingga penduduk desa itu selalu menyambutnya dengan baik.
Kelompok itu berkeliling desa, berkenalan satu demi satu dengan penduduk setempat. Mereka ramah, bahkan ada beberapa yang memberi Jaka dan teman-temannya makanan. Mimi dan Riri yang paling menikmatinya.
Hari pertama mereka di Desa Hutan Cemara cukup menyenangkan. Setelah melaksanakan wasiat ayahnya Jaka, mereka berkeliling hingga lelah. Akhirnya yang mereka tuju adalah rumah tua milik Raka. Mereka sudah dengar bahwa rumah itu adalah warisan keluarga yang diturunkan sejak beberapa dekade yang lalu, hal itu terbukti dengan benda-benda antik dan kelihatan bersejarah. Mereka bahkan tak bisa membayangkan berapa nilai benda-benda itu bila diuangkan. Sebenarnya keluarga macam apa kerabat ayahnya Jaka hingga punya harta seperti sebanyak itu? Entahlah, tak ada yang tahu.
Malam kedua mereka menginap di rumah itu milik Raka. Suasananya sunyi, lampu penerangan remang-remang mencekam. Tapi tak ada yang merasakannya kecuali Fathir. Pemuda itu terbangun karena merasa harus ke kamar mandi, ia yakin itu sudah tengah malam karena tadi dia tidur sekitar jam sembilan malam.
Fathir menyusuri koridor yang diapit kamar-kamar yang saling berhadapan. Lampu gantung berwarna kuning memberi kesan angker, apalagi lampu gantung yang bersinar kuning itu berayun dengan misterius. Fathir tak merasa ada angin yang berhembus, kenapa lampu itu dapat bergerak sendiri?
Fathir bukan seorang penakut, tapi entah kenapa ia merasa merinding dengan suasana ini. Dia terpaksa menyusuri lorong sempit itu karena kamar mandi berada di luar rumah. Dia ingin cepat-cepat menyelesaikan urusannya dan kembali tidur.
Fathir mempercepat langkahnya saat mendengar bunyi derit lantai seakan mengejarnya. Fathir tercekat, menahan napasnya saat suara itu semakin mendekat, ia menoleh ke belakang dengan kaku. Fathir tak bergerak, membatu setelah melihat apa yang ada di belakangnya. Sosok menyeramkan dengan penampilan acak-acakan dan penuh luka berdarah.
"A a a a ...!" Sosok itu membuka mulutnya tapi hanya suara itu yang bisa keluar. Matanya terpejam dan mengalirkan darah seperti air mata. Rambut panjangnya tergerai, mengembang tak beraturan, kusut. Dia tak memiliki kaki sehingga ia merayap sepanjang koridor dengan menyeret tubuhnya yang penuh nanah. Dia mengejar Fathir.
Fathir menggigil ngeri melihat sosok yang tertutup nanah dan darah itu. Bau anyir memuakkan Fathir hingga perutnya bergejolak. Kakinya bagai dipaku, ia tak dapat bergerak, tenaga Fathir seperti meninggalkan tubuhnya. Kepalanya terasa berputar dan napasnya mulai sempit sedangkan sosok itu semakin dekat merangkak ke arah Fathir.
Butiran keringat terasa membeku seperti udara musim dingin. Tak ada suara yang berhasil melewati tenggorokan Fathir, mulutnya bagai mekanik tanpa pelumas yang sulit digerakkan setelah terbuka.
Bunyi debam terdengar setelah lengking Fathir. Penghuni rumah tua itu segera terbangun, panik menuju sumber suara dan menemukan Fathir itu terkapar tak sadarkan diri di koridor dekat ruang tamu.
Bersambung
Formulir Penulisan Komentar
Pencarian
Komentar Terkini
Statistik Kunjungan
Hari ini | |
Kemarin | |
Pengunjung |
- PEMBUKAAN PERKEMAHAN AKHIR INKUBASI SAKA WIRAUSAHA DI BALAI BUDAYA PUTAT
- Pertemuan Desa Prima Edisi November di Kopi Putat
- PELANTIKAN KPPS KALURAHAN PUTAT
- PELATIHAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER UNTUK KADER POSYANDU
- APEL PAGI PAMONG KALURAHAN PUTAT
- Kunjungan Study Tiru Desa Prima Sendangsari ke Desa Prima Gumregah
- PEMERINTAH KALURAHAN PUTAT KOORDINASI PROGRAM KETAHANAN PANGAN DENGAN PENGGARAP LAHAN