CERITA TEENLIT

Lian 10 Desember 2021 09:20:07 WIB

NUANSA (32)

Karya : Ei_Shaa_

 

 

Syifa tidak mempedulikan Ardan yang masih menatapnya. Langkahnya menuju ke arah kelasnya. Tidak mungkin ada seseorang di kelas karena tentu saja mereka semua menonton pertandingan itu.

Sedangkan Ardan melanjutkan latihannya hingga usai. Rio menepuk bahu Ardan yang terlihat sedikit murung. Ia menariknya ke ruangan tempat mereka biasa mengganti bajunya.  

“Lo udah deket sama dia?” Rio sejak tadi penasaran hingga mengamatinya di lapangan bagaimana pandangan Ardan terus menatap Syifa. Ardan hanya mengangguk lemas. Pikirannya terus terbayang dengan Syifa yang tidak bisa lepas dari Farrel.

Ardan berulang kali menelpon ponsel Syifa. Sejak tadi sudah ada tujuh panggilan darinya yang tak kunjung mendapat jawaban dari Syifa. Ardan memutuskan untuk pergi ke kelas Syifa. Namun, ia sama sekali tidak melihat keberadaan dirinya di sana. 

“Dimana Syifa?” Ardan bertanya pada Tyara yang hendak memasuki kelasnya. Namun, tatapan Tyara malah bukan seperti yang di harapkannya.  

“Jawab, Gue butuh ketemu Syifa sekarang!”

“Dia di UKS sama Farrel sekarag.” Sontak Ardan terkejut mendengar Syifa dengan Farrel. Dengan cepat kakinya melangkah menuju UKS tanpa mempedulikan sekitarnya. 

“Syifa!” suara keras dari pintu yang dibuka dengan paksa oleh Ardan membuat beberapa pasang mata menoleh keumber suara. Pandangannya mengarah pada Syifa dan Farrel yang saling duduk berhadapan. 

“Lo kenapa ada di UKS sama dia pula?” tunjuk Ardan pada Farrel.

“Lo kok tau gue di sini?”

“Lo jawab gue dulu deh.”

“Ga Sengaja kena kater.” Judes Syifa sambil menyembunyikan tangannya yang terluka.

“Lo nggak ngangkat telepon gue, lo di kelas ga ada bahkan lo di sini sama dia.” tunjuk Ardan tepat pada letak Farrel berada.

“Emang kenapa? Dia yang bantu gue cari obat, lagan lo ngapain nelpon gue?”

“Gue takut lo bunuh diri abis ngilang dari hadapan gue.”

“Apaan sih lo gak penting banget, mana mungkin gue bunuh diri gegara elo... buang buang waktu.”  

“Em, Gue mau balik ke kelas dulu ya Syif, lo kalo ada bantuan bisa bilang ke gue.”

“Apa maksud lo bilang gitu?” Timpal Ardan cepat sambil memberikan tatapan tidak sukanya.

Farrel senyum, “Gue cuman bilang apa adanya aja kok.” Sontak anggukan dari Syifa yang ia terima lantas melangkahkan kakinya keluar dari ruangan ini. Pandangan Farrel terus menatap Syifa tanpa mengalihkan pandangannya sama sekali. 

Geram, tentu Ardan menarah semua rasa kesal dan marahnya menjadi satu. taoi Ardan tidak punya kuasa atas apapun pada Syifa. Mau tidak mau, lagi-lagi dirinya harus menanggung rasa yang sama kedua kalinya. Syifa masih sedikit berhati-hati dengan apa yang ia lihat. Wajah Ardan menunduk tidak nyaman dilihat. 

“Ardan, Lo gak apa ?”

Tiba-tiba Syifa merasa tubuhnya sesak akibat ulah Ardan yang memeluk dirinya. Kaget bukan main. Sebab dari ulah Ardan hari ini akan membuat dirinya penuh salah paham. Meski Syifa sudah mencoba sekuat tenaga untuk melepaskan pelukan dari Ardan. Tetapi tetap saja dirinya masih tidak bisa melepaskan tubuh bertenaga milik Ardan.

“Tolong Syif, biarin gue gini sebentar aja.”

“Tapi kalo ada yang lihat ntar mereka salah paham.”

“Ssttt! Gue yang minta.”

Entah apa yang harus Syifa lakukan sekarang. Meski ia mencoba memberontak. Nyatanya tetap saja, Ardan akan menang darinya. Sejenak memikirkan apa yang terjadi beberapa menit lalu bahwa Ardan melayangkan kalimat tidak menyenangkan kini memeluk dirinya erat seolah Ardan dengan mudah akan kehilangan sesuatu. Apa yang Ardan katakana meski hanya sebentar saja nayatanya hal itu hanya sekedar ucapan biasa. kenyataan bahwa Ardan memeluk Syifa lebih dari lima menit tanpa mengatakan sesuatu dari mulutnya.

Lantas kala mereka mendengar suara bel yang menandakan bahwa aktivitas mereka sebagai siswa masih belum selesai. Namun, Ardan lantas melepaskan pelukannya dan meninggalkan Syifa mematung sendirian. Dua remaja yang tidak mengerti bagaimana cara menghadapi pikiran mereka masing-masing yang masih sering egois membuat mereka harus terus dilanda ragu dan penuh cemas. 

 

Bersambung

 

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

PELADI MAKARTI

PENDATAAN PELAKU USAHA/ UMKM DI KALURAHAN PUTAT