CERITA HOROR - MISTERI RUMAH TUA

Lian 10 Desember 2021 09:19:57 WIB

RUMAH TUA (2)

 

Jaka dan Fathir berpisah, mereka berjanji bahwa besok pagi mereka akan berkumpul di depan kampus dan berangkat untuk mengantar peninggalan terakhir ayah Jaka kembali ke kampung halaman sang ayah, sebuah liontin memorial milik keluarga sang ayah. Jaka sendiri tak tahu kenapa ayahnya yang begitu merindukan tanah kelahirannya itu selalu enggan bila Jaka menanyakannya, mungkinkah ayahnya pernah diusir?

Jaka menepis berbagai pertanyaan di kepalanya yang telah mengendap bertahun-tahun lamanya tanpa jawaban dan fokus membawa langkahnya menuju rumah. Ia harus packing karena besok ia harus melakukan perjalanan liburan sekaligus misi melaksanakan wasiat sang ayah.

"Jaka, jangan lupa bawa baju hangat. Meski sudah memasuki akhir musim penghujan tapi udaranya masih dingin.” Wanita anggun yang masih memiliki jejak kecantikan semasa mudanya membawa setumpuk pakaian hangat untuk putra semata wayangnya.

“Aku hanya satu minggu di sana, Ibu. Aku hanya membawa satu ransel, itu semua tak akan muat.” Jaka berhenti memasukkan baju ganti ke dalam ranselnya lalu menatap ibunya yang berjalan mendekat dengan tumpukan sweter.

“Setidaknya bawa baju yang lebih tebal.” Wanita Bernama Sinta itu duduk di kasur Jaka dan meletakan tumpukan sweter yang masing-masing terlipat rapi di dekat Jaka duduk.

“Ibu tenang saja, semua baju gantiku lengan panjang dan cukup tebal juga.” Jaka tersenyum melihat sang ibu juga tersenyum lembut padanya.

Sinta mengelus kepala Jaka dengan limpahan kasih sayang, putra satu-satunya yang menghubungkan ia dengan mendiang suaminya. Sinta melihat sosok suaminya yang pengertian ada dalam diri Jaka, hal itu mengobati rasa kehilangannya. Dia masih memiliki alasan untuk tetap tegak berdiri dan menyambut hari setelah suami yang sangat ia cintai meninggalkan Sinta untuk selamanya.

Jaka tak sabar menanti hari esok hingga malam itu ia sulit untuk terlelap, jantungnya dag-dig-dug bila ingat ia akan segera bertemu keluarga dari pihak sang ayah. Sedih itu pasti karena baru sebulan yang lalu Jaka menyaksikan jenazah ayahnya dimakamkan, tapi ia tak memungkiri ada rasa tertarik pada rencana berkunjung ke kerabat ayahnya.

"Huwah, apa itu cara make up terbaru?" Riri tak bisa tidak menyuarakan pikirannya saat melihat lengkung hitam di bawah mata Jaka yang tebal. Wajah Jaka terlihat kuyu dan memprihatinkan.

"Diam kau. Semalam aku tak bisa tidur." Jaka kesal karena Riri sengaja meledeknya. Kepala Jaka berdenyut karena kurang tidur dan masih harus mendengarkan Riri melakukan hal yang tak berfaedah.

"Memangnya kau siswa sekolah dasar yang menanti karya wisata hingga tak bisa tidur." Ada lagi Sidik yang meledeknya, senyum miring tersungging dari belah bibir tebalnya.

"Diam kau." Jaka tak sanggup lagi meladeni mereka.

Di depan kampus telah berkumpul Fathir, Riri, Romeo, Jaenal, Mimi, Koko, Surya dan Sidik. Jaka adalah yang paling akhir sampai. Mereka bersembilan setuju untuk liburan di sebuah desa terpencil yang jauh dari Jakarta sekaligus menemani Jaka memenuhi wasiat ayahnya.

Berbekal sepucuk surat yang sepertinya sudah lama ayahnya tulis, Jaka membawa teman-temannya berkelana. Naik kereta lalu bus, perjalanan panjang mereka harus berlanjut dengan jalan kaki melewati jembatan gantung yang menjadi satu-satunya akses ke alamat yang tercantum dalam surat ayahnya.

"Jaka, apa masih jauh?" Mimi terengah ketika melalui jalan menanjak setelah berhasil menyeberangi jembatan gantung. Staminanya cukup terkuras karena terserap rasa takut kalau-kalau terjatuh ke dalam jurang yang bahkan dasarnya saja tak terlihat. Koko segera menarik lengan Mimi, berusaha menopangnya agar dapat berdiri dengan benar.

"Aku sendiri juga tak tahu. Aku baru pertama kali ke sini." Jaka menggeleng menanggapi pertanyaan Mimi yang kini sudah berjongkok. Tumpukan salju membuat langkah mereka lebih berat, belum lagi hawa dingin yang membuat tetesan air yang hampir beku.

 

Bersambung

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

PELADI MAKARTI

PENDATAAN PELAKU USAHA/ UMKM DI KALURAHAN PUTAT