YOUNG ADULT - FROM AARON TO ANNA

Lian 30 September 2021 18:49:29 WIB

SALING BERHUBUNGAN (3)

 

”Stop … Stop it! You two drive me crazy like hell!” Pekik Meiya yang tiba-tiba saja membanting pintu dengan mengenaskan. Gadis tomboi itu menjambak rambutnya sendiri, tak tahan melihat sikap Aaron yang cheesy. Bisa-bisanya adiknya yang bandel itu bertingkah ajaib sepeti sekarang.

“Lo ‘kan emang udah gila sejak lahir, lampir!” Bentak Aaron kesal karena moment-nya bersama Anna dihancurkan begitu saja oleh Meiya. Pemuda itu menjauhi Anna sambil bersungut-sungut, tak terima dengan gangguan Meiya.

“Lo bilang gua apa?!” Teriak Meiya menggelegar memenuhi seisi ruangan. Ada kata yang tabu—bagi Meiya—telah diucapkan Aaron. Kalau mereka adalah tokoh dalam komik, saat ini Meiya sudah memiliki tanduk di kepalanya.

“Lampir.” Jawab Aaron singkat dan padat. Nadanya enteng, tanpa mempedulikan raut wajah Meiya yang entah sudah berapa lipatan tercipta di sana.

“Beraninya lo ngatain gua lampir!! Gua lebih tua ketimbang lo, kancil!!” ok, Meiya benar-benar murka dengan candaan Aaron yang garing itu.

“Wow wow … easy, Mei. Lagian lo cuma lebih tua beberapa menit aja dari gua.” Aaron masih saja menanggapi dan malah semakin menjadi-jadi.

“Stop it, kids!! Aunty capek tiap hari melihat kalian ribut terus.” Seru Riska yang baru saja memasuki ruang keluarga. Pemandangan pertama yang ia lihat adalah si kembar yang sedang adu mulut.

“Aunty jangan ikut campur deh!!” Bentak Aaron dan Meiya bersamaan tanpa menyadari raut merah padam Riska. Sepertinya mereka memang mencari mati karena mengusik singa yang sedang tidur

“Apa kalian bilang?! Berani kalian membentak Aunty?!! Dasar anak-anak bandel!!!” Kemarahan Riska sudah memuncak sampai umbun-umbun, ia menarik telinga si kembar dan memaksa mereka untuk duduk manis di sofa ruang keluarga tersebut.

“Aww aww ampun Aunty ... ampun ....” Teriakan kesakitan Aaron dan Mei sepertinya menjadi penghibur Riska yang memang sedang stress. Tante yang kejam. Tapi jangan salah, Riska amat sayang dengan dua keponakannya itu walau kebandelan mereka benar-benar membuatnya kewalahan.

“Aunty sudah capek dengan kelakuan kalian. Niat Aunty pengen mengetahui perkembangan mengenai Anna, malah menemukan kalian yang selalu saja berantem. Apa kalian tidak capek tiap hari adu mulut terus?” Riska memijit pelipisnya yang dari tadi berdenyut dan semakin sakit saat mendapati Aaron dan Meiya bertengkar entah karena apa.

“Kok Mei sih, Aunty? Aaron tuh kerjaannya mesumin Anna terus?!” Meiya mencoba berkilah, tapi berujung dengan mendapat tatapan tajam dari adik kembarnya. Meiya hanya nyengir sambil memberikan tatapan yang seolah mengatakan ‘sorry, cuma becanda’.

“Aaron … apa? Di mana Anna … kenapa mukamu merah, kamu demam?“ Tanya Riska tak percaya lalu ia mencari Anna yang menjadi objek pertengkaran si kembar. Riska kaget, pasalnya ia menemukan Anna terduduk di lantai beralas karpet bulu dengan wajah merah dan kepala menunduk. Tentu saja hal itu membuat Riska khawatir.

“See, itu perbuatan Aaron, Aunty. Dia godain anak gadis orang dengan seenak jidatnya sendiri.” Lagi-lagi Meiya dengan mulut embernya, mengibarkan bendera perang pada Aaron yang sudah bersiap membungkam mulut sang kakak.

“Ae, coba jelaskan sama Aunty. Apa maksudnya ini?” Kalimat Riska penuh penekanan dalam tutur katanya. Menunjuk pada Anna yang sedang dalam kondisi syok. Pipinya merah, mulutnya sedikit terbuka dan matanya tak berkedip.

“Aaron nggak ngapa-ngapain dia kok, Aunty. Suwer!!” Bantah Aaron berusaha melindungi diri, dia mengangkat dua jarinya menunjukan tanda peace. Cengir kuda yang ia tunjukkan sangat menggelikan di mata Meiya.

“You liar. Kalo nggak lo apa-apain trus ngapain Anna sampe gemeteran kayak gitu. Lo aja ampe ketawa gak jelas kayak orang kesambet pula. Bahagia banget lo tadi.” Ucap Meiya masih ngotot dengan asumsinya mengenai adik satu-satunya itu. Biar bagaimanapun Meiya tak mau Aaron jadi lelaki brengsek yang suka mempermainkan hati perempuan. Sudah cukup kebandelan Aaron selama ini, tak perlu ditambahi dengan predikat ‘pria brengsek’.

“Apa?! Aaron ketawa?” Tanya Riska tak percaya dengan pendengarannya sendiri, pasalnya keponakannya satu itu memang orang yang irit dengan ekspresi dan paling sering marah.

“Huwah, Aunty aja gak percaya kalo lo bisa ketawa apalagi gua.” Sambar Meiya menimpali ketidak percayaan tantenya.

“I swear … that if I didn't do anything to her, gua cuma mengelus pipinya aja.” Sangkal Aaron dengan nada was-was. ‘Mampus gua kalo sampe ketahuan nyium cewek dengan sembarangan. Tanpa status lagi.’ Sambungnya dalam hati.

“Gua masih nggak percaya sama lo, Ae. Anna, beneran Aaron nggak ngapa-ngapain lo?“ Meiya masih tidak yakin dengan penuturan adiknya lalu memutuskan bertanya pada Anna yang masih duduk di lantai dan sibuk dengan pikirannya sendiri.

“Eh—apa?“ Anna kaget dengan pertanyaan yang membuyarkan lamunannya mengenai kecupan manis dari Aaron segera mendongak menatap Meiya. Tentu saja, Anna yang sedang tidak fokus itu tergagap dengan pertanyaan Meiya, mau menjawab jujur tapi dia malu.

“Beneran kalo Aaron cuma mengelus pipi lo doang?" Tanya Meiya memastikan. Ia menatap perubahan ekspresi yang Anna tunjukkan. Ekspresi gelisah bercampur bingung.

Jujur Anna bingung mau menjawab apa. Mau jujur, tapi dia malu. Akhirnya ia mengedarkan pandangannya pada Aaron selaku tersangka dengan pandangan berkaca-kaca, berharap pemuda itu memberinya clue. Sayang, bukan bantuan yang Anna dapat, dia malah mendapat tatapan memohon dari Aaron. Pemuda itu mengatakan ‘Please tolong gua, jangan bilang kalo gua nyium lo’ hanya dengan gerakan bibirnya, tanpa suara sambil berpose memohon pada Anna.

Anna itu polos, ia yang tak tega akhirnya terpaksa berbohong dengan menganggukan kepalanya sebagai jawaban atas pertanyaan Meiya. Pada dasarnya Meiya bukan orang yang mudah percaya, dia masih curiga dengan mereka berdua. Secara bergantian Meiya mengamati wajah Anna dan Aaron, mencari kebohongan dari ekspresi mereka.

 

Bersambung

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

PELADI MAKARTI

PENDATAAN PELAKU USAHA/ UMKM DI KALURAHAN PUTAT