CERITA TEENLIT

Lian 30 September 2021 10:41:03 WIB

NUANSA (30)

Karya : Ei_Shaa_

 

“Jangan salah paham, temen gue banyak yang ngomongin tentang elo.”

“Biasa, secara gue ini kan terkenal.” Mendengar ucapannya itu membuat Syifa mengurungkan suapan ke dalam mulutnya. Kedua mata Syifa berputar malas. Mereka meneruskan makanan itu hingga habis. Saat Syifa hedak pulang dengan berjalan kaki. Namun, dengan cepat Ardan menawarinya tumpangan. 

“Cepet! Gue gak nawarin buat kedua kalinya.”

“Ya udah gak usah, gue bisa naik angkot aja.”

“Boleh, kalo lo mau gue pecat naik angkot aja sana.” Syifa tidak memiliki pilihan lain, laki-laki ini memaksanya hingga mengancam memecatnya. Syifa lupa dia bekerja di rumah Ardan. Sepanjang perjalanan pulang mereka hanya terdiam tanpa adanya percakapan satu pun. Meskipun dalam hati Ardan maupun Syifa ingin sekali menghapus rasa canggung mereka.

“Lo kok bisa sama si pendatang baru itu?”

“Dia gak sengaja ketemu gue pas pertama kali pindah, jadi gitu deh.”

“Jauhin dia, Gue gak suka liat elo sama dia deket.”

“Dih, emang kenapa? Dia baik, sopan, dia juga tampan kok.”

“Tamapanan juga gue, lagian nih ya lo kan gak tau gimana dia sebenernya. Kalo ternyata dia nggak baik kaya yang lo pikirin gimana?”

“Kita kan ga boleh buruk sangka gitu sama orang yang baru kita kenal, kalo gue sih engga berburuk sangka sama Farrel.”

“Kalo gitu sementara ini hindari dulu dia.” Syifa mendengar pernyataan Ardan ini sebagai salah satu hal yang membuatnya berpikir jika Ardan sedang berada dalam keadaan yang buruk. Namun, Syifa menepis pikiran itu jauh-jauh.

Entah apa yang sebenarnya Ardan pikirkan tentangnya, mengapa pula dirinya harus mengurangi interaksi dengan Farrel yang tidak ada sangkut pautnya dengan dirinya. Hal ini dirasa aneh bagi Syifa. Namun, ia harus menahan apa pun hal ini dirasa aneh bagi Syifa. 

***

“Lo mau dukung siapa?” ucap seseorang tia-tiba dari belakang Syifa sambil mendekatkan kepalanya ke belakang telinga Syifa. Dengan cepat Syifa menoleh dirinya mendapati sosok teman yang sudah lama tidak berangkat ke sekolah beberapa hari ini.

“Eh, Ern, lo udah sembuh?” Sosok di sampingnya ini hanya tersenyum sambil merangkulkan tangannya ke bahu Syifa. 

“Ada pendatang baru yang dekat ya katanya sama lo?”

“Itu cuman isu sih, tapi bener dia pendatang baru.”

“Gue pikir dia oke juga, gimana menurut lo?”

“Gue cuman pengen berteman aja si sama dia?” Erna hanya mengangguk sambil mendudukan pantatnya ke kursi di samping Syifa. 

“Gimana sama si Ardan? Lo juga dekat, 'kan?” 

Syifa memandang sosok Ardan yang tengah berada di lapangan memimpin pasukan timnya untuk berlatih. Sorakan dari arah sampingnya tidak pernah berhenti bersuara sedikit pun sejak pertandingan berakhir. 

“Aku tidak yakin tapi dari senyuman dan wajah sok tampannya dia sebenarnya menyimpan banyak luka, gue jadi deket cuman gara-gara gak sengaja kerja di rumahnya.”

Tidak heran lagi bagi Erna mengetahui bahwa Syifa bekerja di rumah Ardan saat ini. Hanya dirinya yang tahu akan hal itu. Tetapi mengingat ucapan Ardan padanya membuat dirinya merasakan sesuatu yang tidak pernah ia rasakan. Ia sendiri tidak yakin saat menyebutnya, apakah Ardan peduli atau hanya ingin menjauhkan dirinya dari Farrel.

“Tangkap Syifa!” Sontak Syifa lantas menoleh ke arah sebuah benda yang menuju ke arahnya. Bola basket itu terlempar ke arahnya. 

 

Bersambung

 

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

PELADI MAKARTI

PENDATAAN PELAKU USAHA/ UMKM DI KALURAHAN PUTAT