CERITA TEENLIT

Lian 30 September 2021 10:19:47 WIB

NUANSA (29)

Karya : Ei_Shaa_

 

“Dia nemenin gue balikin buku.”

“Lo udah lupa ya kalo lo buat janji ke gue?”

“Engga ada janji kok, lo aja yang perasaan.”

“Lo mendingan pergi dulu deh, gue gak suka ngeliat lo di sini.”

“Dih, lo yang harusnya pergi! Kok ngusir orang lain yang udah dari tadi di sini.”

“Gue gak peduli, gue mau ngomong sama Syifa, lo mending pergi dulu deh.”

“Nggak! Kalo lo ngusir Farrel gue juga bakal pergi.”

Syifa lantas menarik baju Farrel dari lengannya. Farrel yang ditarik hanya menurut tanpa melawan. Syifa berhenti di sebuah taman di bawah pohon beringin yang rindang. Syifa melepaskan tarikan bajunya pada Farrel. Farrel yang sejak tadi penasaran dengan Syifa hanya bisa menatapnya dengan tatapan penuh tanya. 

“Lo ada masalah sama Ardan, ya?”

Syifa menggeleng, “Dia emang gitu, jangan kaget kalo sama dia mah.”

“Gue denger kalo si Ardan itu jadi idola para perempuan di seluruh sekolah ya karena dia sering menang basket, gue denger juga dia jadi ketua basket karena mainnya bagus?”

“Lo kok bisa tau banyak tentang Ardan?”

“Er, anak perempuan di kelas gue sering ngomongin tentang Ardan juga jadi gue tau.” Syifa hanya mengangguk mengerti. Masuk akal juga jika Farrel bisa mengerti tentang Ardan meskipun ia baru saja pindah kemari. 

“Ya, semua anak perempuan begitu tergila-gila dengannya, entah mengapa itu bisa terjadi.”

“Gimana denganmu?” Syifa menatap mata Farrel ragu, apa yang akan ia jawab tidak akan memberikan efek apa pun pada Farrel, bukan?

“Entahlah.”

Farrel mendudukkan tubuhnya dengan cepat di samping Syifa. Ia lantas bertanya sesuatu yang aneh pada Syifa. Sontak hal itu membuat Syifa menolehnya dengan cepat, membuat kedua pasang mata itu saling bertemu satu sama lain. 

Tatapan itu tidak berselang lama. Sebuah bel tanda pelajaran selanjutnya akan dimulai kembali. Sontak Syifa berdiri dari duduknya meninggalkan Farrel yang mengamati langkah Syifa dengan senyuman. 

Syifa hanya menghabiskan seluruh mata pelajaran yang ia ikuti. Punggungnya terasa sangat kaku entah mengapa ataukah karena pelajaran fisika yang membuatnya terus menerus menahan kantuknya tiga jam yang lalu. Langkahnya setelah keluar dari ruangan kelas itu pun menjadi lemas, dirinya lupa memakan sesuatu siang tadi. 

Tidak memerlukan waktu yang lama baginya untuk berpikir hendak mengisi perutnya. Ia melangkahkan kakinya untuk pulang ke rumah, tak lupa sebelum itu dirinya pergi ke sebuah kedai yang ia tahu. Kedai biasa yang ia gunakan untuk membeli makan siang sebelum ia berangkat kerja paruh waktunya. 

“Buk, pesen satu yang biasanya, ya.”

“Dobel ya Buk, dia yang bayar!”

Sontak Syifa menoleh laki-laki di sampingnya yang tanpa izin meminta dirinya untuk memesan makanan yang sama. Ardan hanya tersenyum ke arahnya tanpa mengatakan sesuatu. Dirinya kini duduk di sebuah bangku sambil menunggu pesanannya datang.

“Lo kenapa bisa ada di sini?”

Syifa meletakkan sepiring makanan yang sama dengannya ke hadapan Ardan. Dirinya terheran, sore ini seharusnya tim basketnya berlatih. Tetapi mengapa ketuanya berada di sini.

“Gue liburin.”

“Bukannya ada turnamen lagi?”

Ardan memiringkan kepalanya, “Lo kok bisa tahu?”

 

Bersambung

 

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

PELADI MAKARTI

PENDATAAN PELAKU USAHA/ UMKM DI KALURAHAN PUTAT