CERITA TEENLIT

Lian 30 September 2021 10:19:27 WIB

NUANSA (28)

Karya : Ei_Shaa_

 

Temannya itu hanya mengedikkan bahunya tidak tahu pasti, semua orang tidak tahu siapa yang sebenarnya menantang si pemain basket itu.

Sontak seluruh kelas itu terdiam dari kegaduhannya sejak salah satu pengampu melangkahkan kakinya ke dalam kelas. Mereka semua tidak berhenti sampai di sana, sebuah grup kelas menjadi salah satu tujuan untuk melanjutkan apa yang mereka bicarakan tadinya. 

Perbincangan itu terus berlanjut hingga bel istirahat tiba. Tidak akan ada habisnya memang untuk membicarakan Ardan, si laki-laki dominan. 

Langkah kaki Syifa berjalan melewati koridor. Tidak sampai di sana kakinya berhenti karena sebuah panggilan. Tubuhnya berbalik mengamati sosok yang memanggilnya dengan penuh senyuman. Ia mendapati sosok laki-laki yang ia kenal tidak lama ini.

“Gimana dengan pelajaran di kelas lo?”

“Baik. Yah, meskipun banyak anak yang gak memperhatikan pelajaran, lo taulah kaya biasanya gitu.” Farrel mengangguk paham. 

“Gimana dengan lo yang baru masuk sekolah ini?”

“Yeah, gue suka suasananya di sini enak, gue bisa ketemu lo.”

“Ih, kok gue? Kan gue tanyanya gimana pelajaran lo tadi.”

“Hahaha, nggak terlalu buruk juga sih.”

Syifa dan Farrel melangkah bersama, Farrel memang tidak memiliki niatan untuk pergi ke kantin. Ia hanya berniat untuk menemani langkah Syifa. 

“Lo mau ke mana?” tanyanya yang mengamati langkah kaki Syifa berbelok ke arah perpustakaan. 

“Ngembaliin buku.”

“Lo rajin baca cerita, ya?”

“Bukan gue yang pinjem, ini dulu temen gue yang pinjem terus ga berangkat beberapa hari jadinya gue yang balikin. Daripada ntar dapet sanksi.”

“Baik bener.”

Syifa mengibaskan rambutnya yang cukup panjang, rambut yang dikuncir simpel itu tampak membuat wajahnya kontras dan memikat. 

“Kalau gitu gue temenin.”

“Eh, nggak usah! Emang lo ga pergi ke kantin gitu?”

“Gue gak laper, sekalian gue mau liat perpusnya gimana.”

“Lah, lu juga suka baca-baca buku, gitu?”

“Engga sih, kan kalo perpus mesti ada AC-nya jadi bisa buat tiduran.”

“Dih, bandel ni pasti dulu sekolahnya. Kalo pergi ke perpus tuh buat baca-baca buku yang ada di sana nggak buat tidur Farrel.” Syifa tertawa geli mendengar pernyataan Farrel yang jujur. 

Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk Syifa mengembalikan buku tersebut kembali ke dalam tempat yang seharusnya buku tersebut berada, tidak lupa dengan Farrel yang mengikut di belakangnya sejak tadi. 

Farrel keluar terlebih dahulu, lantas diikuti Syifa di belakangnya. Namun, Syifa terheran mengapa Farrel berhenti di depannya tanpa sebab. Dirinya menoleh di samping Farrel, ia medapati sosok laki-laki yang tidak asing lagi tengah berdiri memandangnya dengan tatapan menyorot. 

Tampak aura tidak suka yang keluar dari pandangannya saat menatap Syifa. Laki-laki itu lantas menyerahkan bola basket yang berada di tangannya kepada sang teman Rio yang berdiri di sampingnya. Syifa dan Farrel hanya terdiam menunggu Ardan mengatakan sesuatu kepada mereka. Dengan sedikit rasa takut karena tampang tampan itu mulai merasa tidak nyaman lagi.

“Lo kenapa ada di sini?”

“Balikin buku, emang kenapa?”

“Kenapa balikin buku bisa sama si pindahan ini?”

Sedikit kejam memang, Ardan memanggilnya dengan sebutan ‘pindahan’ kepada Farrel. Farrel memang tidak setampan Ardan si pemain basket seorang primadona di sekolah ini, memang tidak. Namun, Farrel jauh lebih baik daripada Ardan. 

 

Bersambung

 

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

PELADI MAKARTI

PENDATAAN PELAKU USAHA/ UMKM DI KALURAHAN PUTAT