CERITA TEENLIT

Lian 17 September 2021 10:30:37 WIB

NUANSA (26)

Karya : Ei_Shaa_

 

Lelaki itu tersenyum dan berkata sambil menjulurkan tangannya, “Namaku Farrel.”

“Syifa Reswara Adiani,” ucapnya kembali. Ia menggenggam tangan Farrel sambil memberikan senyumannya.

Kini mereka benar-benar kembali ke dalam kelasnya. Syifa tidak lagi harus menanggung sesuatu yang terus mengusik dirinya. 

Ia kembali ke rumah yang menjadi sebuah tempat terbaik pada masanya. Kakinya melangkah memasuki sebuah ruangan kosong salah satu sisi rumahnya. Ia sangat merindukan sosok yang selalu berada di dalam rumah itu. Meskipun setiap saat dirinya menerima sebuah perlakuan yang tidak meng-enak-kan. 

Ruangan itu masih berbau sama seperti saat terakhir kali ia memberikan sebuah pengharum ruangan beraroma terapi untuk sang ibu. Sayangnya kini tidak ada orang lagi yang akan mencium aroma tersebut. 

Tangan Syifa menyentuh seprai ranjang yang berwarna merah muda pucat. Hatinya memang disakiti, tetapi dirinya tetap merindukan sang ibu.

Lebih dari satu jam dirinya berada di rumah itu hingga tidak terasa baginya untuk kembali bekerja. Padahal dirinya sudah janji kepada Bibi Airin untuk membantunya lebih awal. Ia hanya bisa merutuki dirinya sambil bergegas menuju sang pemilik rumah. 

“Kau terlambat.”

“Maaf Bi, aku sedikit menikmati memori yang tersisa.”

“Apa kau sudah berkunjung kembali ke rumah sakit?”

Syifa hanya menggeleng pelan, keinginan pasti ada dalam hatinya. Namun, tidak ada sedikitpun keberanian dan waktu yang mendukungnya untuk bisa berada di samping sang ibu tercinta. 

Karena waktu yang tidak sempat membuatnya harus berada jauh dari sang ibu. Karena biaya sekolahnya yang belum tuntas, membuatnya tidak bisa mengatakan sesuatu yang seharusnya ia katakan sejak dulu. 

Sebuah suara memenuhi ruangan itu, sebuah darah segar mengalir dari kaki kanannya. Syifa tidak sengaja menjatuhkan sebuah piring yang berada di atas meja yang menjadi fokusnya sejak tadi.

“Kau tidak apa?”

“Tidak Bi, ini hanya membuatku terkejut.”

Dari celah pintu seorang lelaki mengangkat bicaranya, “Ceroboh sekali!”

Sontak kedua pasang mata itu menoleh ke sumber suara. Mata Syifa terbelalak, ia lupa jika dia bekerja di rumah Ardan saat ini, ia sungguh lupa akan hal itu. Sosok itu mendekat ke arahnya dengan wajah datarnya. Seperti yang Syifa lihat, dengan pakaian lapangan pastilah ia baru saja selesai berlatih.

“Lo tuh gak mikir, ya? Apa yang ada di kepala lo itu, hah?!”

Syifa menggenggam erat jemarinya. Ia sungguh ingin membalas ucapan Ardan saat ini. Namun, sayangnya ia sungguh tak kuasa akan hal itu, mengingat dirinya bukanlah siapa-siapa bila dibandingkan dengannya. 

“Kemari.”

Ardan lantas menarik tangan Syifa ke sebuah kursi untuk mendudukkan tubuhnya. Kakinya melangkah sambil membawakan sebuah kotak obat yang sering digunakannya. Syifa hanya memandang dengan penuh tanya, untuk apa benda itu berada di tangan Ardan saat ini. 

“Apa yang akan lo lakukan?”

“Diem aja, salah siapa ceroboh.”

Lantas tangan Ardan mengoleskan sebuah antiseptik ke kaki Syifa yang terluka karena goresan pecahan kaca. Pemilik tubuh itu sendiri bahkan tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi pada tubuhnya. Namun, lukanya itu tidaklah serius.

“Makasih, ternyata lo juga bisa ngobatin kek gini.”

Harap-harap dapat mendengar sebuah jawaban menyenangkan, Syifa justru mendapat sebuah respons buruk dari Ardan. Entah apa yang salah dengannya, raut wajahnya bahkan tidak tersenyum sama sekali.

Ia hanya bisa bertanya-tanya dengan apa yang sedang terjadi pada Ardan saat ini. Mungkin ini hanyalah efek dari kegiatannya yang melelahkan seharian. Mengingat tidak lama lagi akan ada sebuah pertandingan klub basket untuk maju ke babak selanjutnya, jadi klubnya haruslah berlatih dengan keras. 

 

Bersambung

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

PELADI MAKARTI

PENDATAAN PELAKU USAHA/ UMKM DI KALURAHAN PUTAT