Kalurahan Putat

Putat (SIDA) - Menanamkan dan menerapkan budaya jawa dalam pengasuhan merupakan tantangan besar bagi para orang tua zaman sekarang. Kemajuan dan perkembangan teknologi dapat mencerabut nilai-nilai budaya jawa yang merupakan warisan luhur dan pembangun kepribadian mulia untuk para generasi muda. Oleh karena itu berdasar kondisi ini, DP3AP2 (Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendakian Penduduk) Daerah Istimewa Yogyakarta menyelenggarakan acara Pelatihan Pengasuhan Berbasis Budaya Jawa di Kalurahan Putat selama tiga hari yaitu dari Selasa (7/09/2021) hingga Kamis (9/09/2021).

Acara yang diikuti oleh 20 peserta ini dilaksanakan di Balai Kalurahan Putat dari pagi pukul 09.00 WIB hingga siang hari. Adapun yang menjadi peserta pada acara yang dilaksanakan dengan protokol kesehatan ketat ini adalah perwakilan dari tiga lembaga PAUD di Kalurahan Putat yaitu PAUD Nusa Indah, Tunas Baru, dan Prasaja, guru TK PKK, dan perwakilan kader Posyandu serta BKB dari 9 padukuhan. Diharapkan ilmu dan hasil pelatihan yang menghadirkan beberapa narasumber dari DP3AKBPM dan D Kabupaten Gunungkidul, Dinas Pendidikan Kabupaten Gunungkidul, dan Pusat Study Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada ini menjadi bekal para ibu peserta dalam pengasuhan kepada anaknya juga untuk ditularkan dan diterapkan di tengah masyarakat.

Pada hari pertama Lurah Putat, Sukardi, membuka acara sekaligus memberikan paparan tentang perkembangan dan kebijakan tentang BKB yang sudah dan akan terlaksana di Kalurahan Putat. DP3AP2 juga memberikan materi tentang stratedi dan kebijakan pengembangan ekonomi perempuan melalui program adat, seni, tradisi dan lembaga budaya. Pelatihan hari pertama ditutup dengan materi peran orang tua dalam tumbuh kembang anak melalui BKB.

Pelatihan hari kedua diisi materi dan praktek dari Pusat Study Kebudayaan Universitas Gadjah Mada. Pelatihan diawali dengan paparan materi tentang pola asuh berbasis budaya jawa dan dampak internet dalam pengasuhan. Setelah itu acara dilanjutkan dengan dongeng jawa dan tembang dolan anak. Dalam sesi ini para peserta diajak mendengarkan dan membuat dongeng jawa. Acara terasa makin semarak dengan tembang-tembang yang diajarkan dan dinyanyikan bersama oleh ibu-ibi peserta pelatihan.

Pada pelatihan hari ketiga, ibu-ibu peserta antusias mengawali pelatihan hari terakhir dengan pementasan tembang anak. Para peserta membuat aksesoris mahkota dari daun nangka dan kakao. Untuk memunculkan nilai budayanya para peserta juga mengenakan jarik dan lurik. Pementasan ini dipandu para mahasiswa dari Pusat Study Kebudayaan UGM dan dilanjutkan dengan materi dolanan anak. Narasumber mengenalkan kembali dan mempraktekkan beberapa permainan anak. Selain itu dalam kesempatan ini juga diperkenalkan permainan inovasi yang sekaligus media edukasi budaya untuk anak-anak yaitu SIBAYA yang merupakan akronim dari Sinau Basa dan Budaya. Acara dilanjutkan materi dari Dinas Pendidikan Kabupaten Gunungkidul tentang Kebijakan PAUD di Kabupaten Gunungkidul. 

Sebelum acara pelatihan pengasuhan berbasis budaya ini diakhiri, DP3AP2 DIY mengajak para peserta dan perwakilan pemerintah Kalurahan Putat yaitu Kamituwa untuk membuat rencana tindak lanjut dari pelatihan ini. Para peserta menulis RTL praktis yang akan dilaksanakan baik di kelompok maupun lembaganya sedangkan Kamituwa membuat perencanaan progam dan kegiatan yang bisa dilaksanakan oleh pemerintah kalurahan dalam mendukung pengasuhan berbasis budaya jawa ini.

Sebagai tindak lanjut dari kegiatan ini pada Rabu (15/09/2021) nanti direncananakan akan dilaksanakan pendampingan dari Pusat Study Kebudayaan UGM di 6 kelompok BKB dan lembaga PAUD. Dalam kegiatan pendampingan ini DP3AP2 juga akan memberikan bantuan paket alat dolanan anak untuk 6 kelompok/lembaga ini. Dolanan anak ini diharapkan dapat menjadi media permainan dan edukasi untuk anak saat kegiatan KBM di PAUD dan kelompok BKB nanti. [YN]