CERITA TEENLIT
Lian 24 Juni 2021 04:08:10 WIB
NUANSA (18)
Karya : Ei_Shaa_
“Aku hanya terkejut kau bisa mengatakan kau sudah terbiasa dengan itu.”
“Ayah selalu seperti itu sejak ibuku tiada 4 tahun lalu. Itu menjadi hari-hariku yang begitu berat dan ayah selalu saja pulang bersama dengan seorang perempuan hingga pada akhirnya dia menjadi ibu tiriku. Situasinya lebih parah sejak aku tidak bisa menerima keadaan ini dan itu terus saja berlanjut tanpa bisa kubenahi.” Ardan terdiam cukup lama setelah menceritakan kisahnya padaku.
“Aku tidak pernah melihat ibumu di rumah.” Ujarku hati-hati.
“Memang, kami hidup terpisah karena ayah ingin hidup bersama mereka sedangkan aku niat pun tidak ada. Aku tak merasakan lagi kasih sayang dari ayahku dan ia lebih banyak menghabiskan waktu bersama dengan adikku. Karena itu aku mencoba untuk melupakan kejadian itu dengan bermain basket.”
Kesimpulannya, sudah lama ia selalu memendam rasa sakit ini seorang diri. Dia hanya menampakkan sisinya yang dingin dan menawan di depan orang lain tapi begitu menyinggung tentang hal ini. Ia sangat rapuh.
Ia memejamkan mata menikmati tiupan angin yang menyapu wajahnya dengan ringan, entah mengapa suasana sunyi ini turut mendukung alur pembicaraan kami. Ardan menyandarkan kepalanya pada pundakku karena jarak kami duduk tidak begitu jauh.
“Kau harus segera pulang, mungkin saja ayah dan lainnya sedang mencemaskanmu sekarang.” Ujarku mencoba menghindari sandaran Ardan.
“Biarkan aku seperti ini sebentar.”
Bersambung
Formulir Penulisan Komentar
Pencarian
Komentar Terkini
Statistik Kunjungan
Hari ini | |
Kemarin | |
Pengunjung |
- MITRA GUNUNGKIDUL DAN SEMIN BERBAGI MENYALURKAN SHODAQOH DONATUR UNTUK 100 ANAK YATIM PIATU SE-KAPAN
- PELADI MAKARTI
- PEMBINAAN POKJA II DAN UP2K PKK KALURAHAN PUTAT OLEH IBU BUPATI
- PERTEMUAN KADER BULAN AGUSTUS 2024
- KKN UNIVERSITAS MERCUBUANA MELAKSANAKAN TIGA AGENDA UNTUK DESA PRIMA GUMREGAH
- KUNJUNGAN DESA PRIMA AGUNG MANDIRI KE RUMAH PRODUKSI BOLU KELAPA
- AKREDITASI DESA BUDAYA PUTAT