CERBUNG - KETIKA HATI TERSAKITI

Tari 15 Juni 2021 19:29:15 WIB

‘’Nada namamu  bukan….?

‘’Bisa kita bicara sebentar….? Ucap Pak Gardi sambil tersenyum.

Aku menatap bingung sembari mengangguk karena tak mungkin aku menolaknya. Aku perlahan mengikutinya menuju sofa, Nampak Mas Faiz menatap kami dengan wajah bingung. Pak Adi dan Fira telah keluar terlebih dulu, namun Mas Faiz masih duduk di kursi dan mengutak atik laptopnya.

‘’Apa ada yang salah Pak dengan presentasinya?’’ Tanyaku bingung. Pak Gardi menatapku sambil tersenyum.

‘’Gak ada yang salah kok, oh iya panggil aku Mas Gardi aja ya, apa aku terlalu tua hingga harus dipanggil Pak?’’ Ucapnya sambil tertawa.

Aku sedikit menatap bingung padanya, Pak Gardi masih muda, wajahnya juga lumayantampan, murah senyum dan sepertinya baik. Eh, kenapa aku jadi mengaguminya. Gak, saat ini gak boleh lagi ada cerita laki-laki.

‘’Gak pak, bukan begitu. Pak Gardi kan klien kami jadi panggilan Pak untuk lebih menghormati.’’

‘’Gak pa-pa. Aku gak suka di panggil pak. Panggil aja Mas Gardi. Oh ya aku suka hasil presentasimu, meskipun tadi harapanku kau yang mempresentasikannya, tapi entah kenapa tadi kau hanya diam. Apa kau benar sakit?’’

‘’Eh, gak pak. Aku gak pa-pa, aku tadi Cuma gugup.’’ Ucapku berbohong.

Setelah cukup lama berbincang dengannya, dia pamit karena semua telah selesai dikerjakan di sini.

‘’Kita akan sering bertemu Nada. Aku senang bekerja dengan wanita sepertimu.’’ Ucapnya sambil pamit dan meninggalkan aku dan Mas Faiz.

 

---bersambung---

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

PELADI MAKARTI

PENDATAAN PELAKU USAHA/ UMKM DI KALURAHAN PUTAT