CERBUNG - MELINTASI JALUR BENANG MERAH

Lian 07 Juni 2021 10:19:35 WIB

BAB IV (3)

 

Hendi menelan kekecewaan, menutup hatinya, dan tak membiarkan siapa pun menyentuh bagian terdalam yang menyimpan rasa simpati akan cinta. Hubungan yang ia jalin untuk melampiaskan frustasinya hanya sebuah perasaan yang kosong. Ingatan itu masih melayang-layang di benak Hendi. Tahun-tahun telah lama berlalu, namun hingga kini lukanya masih berdarah. Cinta begitu kejam, itu yang Hendi pikirkan, karenanya ia memutuskan untuk tak pernah merasakannya lagi.

“Nyatanya kamu tak lebih baik dariku.” Ucapan sarkas Aldi sudah biasa Hendi dengar hingga tak masalah lagi baginya. Sangat ringan melintas di telinganya, bagai tak ada kalimat kejam yang dia dengar.

“Hebat juga si embak, bisa membuat seorang Aldi Handoko jadi klepek-klepek seperti ini.” Ejekan Hendi sepertinya diterima oleh Aldi begitu saja. Si pemuda yang kasmaran senang-senang saja dengan komentar sang sahabat dan tersenyum malu-malu. Kasmaran? Aldi sendiri tidak bisa mengatakannya dengan pasti mengenai perasaan asing yang ia rasakan akhir-akhir ini, pikirannya terpusat pada satu orang.

 

Bersambung

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

PELADI MAKARTI

PENDATAAN PELAKU USAHA/ UMKM DI KALURAHAN PUTAT