CERBUNG - MELINTASI JALUR BENANG MERAH
Lian 07 Juni 2021 10:16:37 WIB
BAB IV (1)
Waktu berlalu dengan cepat. Aldi sekarang sudah bisa berjalan meski dengan bantuan tongkat untuk menyangga tubuhnya. Dengan paksaan, pemuda itu ngotot ingin bermalam di tempat Hendi, sahabatnya. Ia hanya menganggap larangan dari orang tuanya sebagai angin lalu. Aldi benar-benar mengabaikan omongan Ike dan meminta Hendi menjemputnya saat sedang pemeriksaan rutin di rumah sakit. Aldi kabur.
“Bukannya kamu belum boleh keluyuran sama bapak dan ibumu?” Hendi mengangkat gelas berisi cairan berwarna cokelat nyaris transparan, buih-buih mengintip melewati bibir gelas kristal yang jernih, menenggaknya dan merasakan sensasi menggelitik, rasa pahit tertinggal di pangkal lidahnya.
“Apa peduliku? Aku tak ingin membusuk di neraka yang mereka sebut rumah itu.” Dengan kesal Aldi menenggak bir dalam gelas di tangannya hingga tandas. Pantat gelas beradu dengan meja kayu terdengar nyaring saat Aldi menghentaknya.
“Goblok aja kalau menurutku, para orang tua pikir semua akan berjalan sesuai kehendak mereka. Ck, jangan mimpi di siang bolong.” Hendi berdecak mengingat ayahnya yang sudah lama menduda memutuskan untuk menikah kembali, dan sialnya ayahnya menikahi teman baik Hendi.
Bersambung
Formulir Penulisan Komentar
Pencarian
Komentar Terkini
Statistik Kunjungan
Hari ini | |
Kemarin | |
Pengunjung |
- PANENAN PERDANA LAHAN KETAHANAN PANGAN
- KAPANEWON PATUK LAKSANAN MONEV REALISASI KERJA PROGRAM KEGIATAN PEMERINTAH KALURAHAN PUTAT
- POSYANDU REMAJA PADUKUHAN BATUR
- PELATIHAN BAHASA JEPANG GRATIS DI KALURAHAN PUTAT
- PEMERINTAH KALURAHAN PUTAT ADAKAN PENILAIAN KOMPETENSI KADER KADER POSYANDU
- FPRB KALURAHAN PUTAT RABAS-RABAS POHON YANG BERPOTENSI MENIMBULKAN BENCANA
- KADER MENGADAKAN KUNJUNGAN BAGI LANSIA KERUMAH-RUMAH