CERBUNG - KETIKA HATI TERSAKITI

Tari 18 Mei 2021 18:58:28 WIB

Aku hanya bilang, Mas Faiz gak di situ lagi dan gak tahu kabarnya . Ibu kembali memelukku dengan erat dan berusaha menguatkan aku yang Nampak tenang, namun wanita ini sangat tahu kalo aku hanya berusaha tegar di hadapannya.

Aku perlahan masuk ke kamar itu dan memandang kembali hiasan bunga di kamar, terbayang kembali wajah Mas Faiz di foto tadi yang Nampak tenang, seperti tidak melakukan kesalahan.

Darahku seketika mendidih, Mas Faiz kau sangat menyakitiku. Aku meraih semua hiasan di kamarku dan merobek kemudian membuangnya.

Selesai melakukannya aku terkulai lemas dengan perasaan kacau, air mataku terus menangis, kenapa aku bisa mengalami hal seperti ini. Perlahan mataku menatap pada sebuah kotak merah di atas nampan, ya kotak berisi sepasang cincin yang harusnya aku telah memakainya saat ini.

Aku hendak membuangnya, namun ibu menahan tanganku dan tersenyum sembari menggeleng dan mengambilnya dari tanganku. Aku menatapnya dan langsung memeluknya. Tangisanku kali ini sangat deras, namun ibu membiarkan aku melakukan itu agar aku bisa mengeluarkan kekecewaanku.

Malam terasa panjang teringat kembali semua kenangan bersama Mas Faiz, hatiku begitu sakit sungguh aku tak percaya Mas Faiz yang begitu sopan dan baik padaku tega melakukan ini padaku.

Aku hanya terus menangis hingga tertidur. Keesokan harinya, aku tak berani ke toko, perasaan hancur dan malu menjadi satu. Aku tak mampu untuk menatap wajah-wajah mereka, akau malu. Rasa malu itu ternyata tak hanya terjadi padaku, tapi ternyata itu terjadi pada Ibuku juga. Ibupun malu untuk keluar rumah karena tetangga semakin gencar menggosipkan kami.

 

-bersambung----

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

PELADI MAKARTI

PENDATAAN PELAKU USAHA/ UMKM DI KALURAHAN PUTAT