CERBUNG - MELINTASI JALUR BENANG MERAH

Lian 27 April 2021 05:38:17 WIB

BAB II (12)

 

“Kamu kok jahat, padahal aku sayang sama kamu.” Lucy menangkup wajah dengan kedua tangannya. Mungkin orang lain mengira bahwa gadis itu sedang menangis karena frustasi, tapi Aldi sangat tahu, tangan di wajah Lucy itu untuk menutupi agar taka ada yang tahu bahwa tidak setetes pun air mata yang jatuh dari sudut matanya. Aldi sudah muak dengan kepura-puraan Lucy di depan orang tuanya untuk menarik simpati mereka.

“Halah, tak usah banyak omong! Kamu bisa menipu siapa pun, tapi tidak denganku. Kalimat yang kamu ucapkan sama sekati tidak berbobot.”

“Aldi, keterlaluan kamu, ya?! Bisa-bisanya bicara seperti itu dengan seorang gadis.”

“Sampai kapan Ibu mau menutup mata dengan semua kelakuan Lucy? Sebagai orang tua harusnya kalian tahu apa yang terbaik untuk anak-anaknya, tidak hanya harta saja yang kalian urusi.” Aldi tak terkejut sama sekali dengan ketidakpedulian orang tuanya. Tiga hari yang lalu ia sangat yakin bahwa Santi telah menghubungi mereka melalui smartphone Aldi, namun sekarang baru mereka datang. Ralat, hanya ibunya yang datang.

"Maafkan Ibu, Nak. Bapak dan Ibu sedang mengurus bisnis mebel kita di Semarang. Kami tidak bisa langsung ke sini saat mendengar kamu mengalami kecelakaan." Mulut Ike mengucapkan kata maaf, tetapi tidak ada penyesalan yang tampak di wajahnya yang mulai menua.

“Cukup, Bu. Mending Ibu pulang, Aldi sudah ada Mbak Santi, jadi Ibu tak perlu repot-repot ke sini.” Aldi sekilas menatap Ike, menunjuk keberasaan Santi yang tadinya hampir tak disadari Ike maupun Lucy dengan dagunya.

 

Bersambung

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

PELADI MAKARTI

PENDATAAN PELAKU USAHA/ UMKM DI KALURAHAN PUTAT