CERBUNG - MELINTASI JALUR BENANG MERAH
Lian 26 Maret 2021 09:26:12 WIB
BAB I (6)
“Jangan ngomong seolah kau tak seperti itu … aku akan melakukan apa saja untuk membuat tua bangka itu murka.” Aldi mengakhiri permainannya, menoleh pada Hendi yang tersenyum miring penuh arti.
Aldi bukan orang yang jahat, ia hanya tak mendapatkan perlakuan yang pantas. Kasih sayang yang ia dambakan selama ini hanya berwujud materi. Orang tuanya yang terlalu mengandalkan harta membuat Aldi mengukur kadar pertemanan dengan nilai uang. Cara pandangnya tercemari dengan lembar rupiah yang selalu disodorkan kedua orang tuanya, Hendi sangat tahu hal itu.
Putra bungsu keluarga Handoko itu letih pada jalur yang disiapkan kedua orang tuanya. Tatanan hidupnya harus selaras dengan cita-cita sang ayah, bahkan ia merasa hidupnya bukan milik pribadi. Aldi berpikir, apakah anak-anak lain juga diperlakukan seperti dirinya dan tak diizinkan memiliki pilihan? Aldi memiliki tujuannya sendiri, tapi tidak dengan pemikiran orang tuanya. Karena itulah Aldi lebih suka menyenangkan dirinya sendiri, ia lelah meronta.
Bersambung
Formulir Penulisan Komentar
Pencarian
Komentar Terkini
Statistik Kunjungan
Hari ini | |
Kemarin | |
Pengunjung |
- PANENAN PERDANA LAHAN KETAHANAN PANGAN
- KAPANEWON PATUK LAKSANAN MONEV REALISASI KERJA PROGRAM KEGIATAN PEMERINTAH KALURAHAN PUTAT
- POSYANDU REMAJA PADUKUHAN BATUR
- PELATIHAN BAHASA JEPANG GRATIS DI KALURAHAN PUTAT
- PEMERINTAH KALURAHAN PUTAT ADAKAN PENILAIAN KOMPETENSI KADER KADER POSYANDU
- FPRB KALURAHAN PUTAT RABAS-RABAS POHON YANG BERPOTENSI MENIMBULKAN BENCANA
- KADER MENGADAKAN KUNJUNGAN BAGI LANSIA KERUMAH-RUMAH