KELEMBAGAAN DAN JARINGAN KUNCI KEMAJUAN UKM

Jk.Bl4ncir 05 April 2017 14:00:57 WIB

SLEMAN - Kelompok Batik Sekar Jatimas telah menginjak usia ketiga pada tahun ini. Oleh karena itu, selain acara seremonial potong tumpeng dan kumpul rutin Asosiasi Batik Mukti Manunggal yang menjadi wadah Batik Sekar Jatimas dan 21 kelompok batik lainnya, diadakan pula diskusi untuk kemajuan produk dan perluasan pasar di Perumahan Jatimas Permai, Desa Balecatur, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Kamis (29/12/2016).

Dr Hempri Suyatna, Dosen Fisipol UGM sekaligus pendamping Batik Sekar Jatimas menjelaskan meskipun tinggal di perumahan yang kerap dianggap individualis, ternyata ibu-ibu yang tergabung di Batik Sekar Jatimas mampu eksis selama tiga tahun dan hal tersebut merupakan pencapaian luar biasa.

Hempri melanjutkan, di usia ketiga tahun sudah saatnya kelembagaan dan jaringan terus dikembangkan demi perluasan pasar. Kalau bisa juga harus ada outlet yang bisa menampung produk desa.

"Dahulu awal berdiri kita berpikir bagaimana pengembangan batik. Tahun ini fokusnya pendampingan pemasaran baik online. Penguasaan teknologi juga sangat penting. Pemasaran dengan teknologi informasi sangatlah penting selain juga lewat mulut kemulut apalagi sekarang ada sleman.mall.com," jelasnya.

Jaringan asosiasi batik lanjutnya, juga harus bisa saling bertukar pengalaman. Kekuatan pelaku UKM saat ini adalah kekuatan jaringan karena UKM akan sulit melawan dengan kekuatan ekonomi terutama melawan industri batik printing.

Selain itu, One Village One Product yang merupakan program nasional juga menjadi pemantik bagi desa Balecatur untuk mempunyai produk yang khas yaitu batiknya.

"Harus ada ciri khas apalagi produk batik karena persaingan sangat kompetitif.

Lina Marlina, Ketua Kelompok Batik Sekar Jatimas menjelaskan produk ungulan dari kelompoknya adalah batik cap dan batik tulis. Namun, kedepannya batik tulis akan lebih dikembangkan lagi.

Dalam satu bulan kelompoknya mampu menjual 300 kain batik dengan harga untuk batik cap Rp 100 ribuan sedangkan batik tulis Rp 700 ribuan. Batik-batik tersebut dikerjakan oleh 22 anggota kelompok yang mayoritas ibu-ibu.

"Yang beli kebanyakan SKPD dan instansi. Kita juga sering pameran kemarin sampai Malaysia. Kita juga merintis di online," ujarnya.

Lina pun berharap kedepannya pangsa pasar akan lebih luas melalui pemasaran online. Salain itu, ia juga berharap kelompoknya mampu memiliki showroom yang strategis.TRIBUN JOGJA

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

PELADI MAKARTI

PENDATAAN PELAKU USAHA/ UMKM DI KALURAHAN PUTAT