CERITA HOROR

Lian 28 Desember 2020 11:51:49 WIB

PLEASE SAVE ME (14)

 

Wahyu berkaca, membuat sang istri tak sabar. Dia ingin tahu apa yang suaminya temukan. Laras memaksa Wahyu mengatakan sesuatu tapi lelaki paruh baya itu membisu, enggan menjawab pertanyaan istrinya.

Wahyu berjalan ke arah televisi dan menghidupkannya. Sebuah siaran berita langsung mereka lihat begitu tv menyala.

“Telah ditemukan sesosok mayat di bawah jembatan dekat sebuah kedai 24 jam di perbatasan Jakarta bagian utara. Diduga sebelum didorong ke bawah jembatan, korban mengalami penusukkan di bagian perut. Sesuai kartu identitas yang dibawa, korban bernama Arya Sakti 27 tahun. Sampai saat ini polisi masih terus menyelidiki kasus tersebut ….” Wahyu tak sanggup lagi mendengar berita tersebut.

Laras yang tadinya angkuh kini berteriak histeris mengetahui putranya telah menjadi mayat. Tubuhnya merosot ke lantai, lemah dan tak memiliki kekuatan lagi. Hanya tangisan yang bisa ia lakukan. Berbeda dengan wanita simpanan ayahnya yang bertingkah bagai orang kerasukan, terus berteriak mengatakan kalau bukan salahnya.

“Bang … Bang Arya, itu bohong, ‘kan? Katakan kalau itu bohong!” Hanum tak ingin mempercayai apa yang baru saja ia ketahui. Ia menjadi lemah saat melihat Arya hanya tersenyum ke arahnya tanpa mengatakan sesuatu. “Jadi … jadi kau ini apa?” Runtuh sudah pertahanan Hanum. Kenapa ia harus mengalami hal seperti ini? kenapa setelah 10 tahun ia mencari Arya dia harus kehilangan lagi?

“Jangan cengeng Hanum, inilah kenapa aku tak mau mengatakan apa pun padamu.” Arya membelai wajah Hanum yang basah oleh air mata, menatap mata Hanum.

“Aku tak terima semua ini! Selama … selama ini aku mencarimu. Aku … aku ingin menolongmu.” Hanum meraih tangan Arya yang berada di pipinya, menggenggam tangan itu dan enggan melepaskannya.

“Kau sudah menolongku, Hanum. Sejak kita kecil kau sudah banyak menolongku, itu sudah cukup. terima kasih untuk semuanya.” Arya mengusap kepala Hanum yang tertunduk di depannya sebelum pemuda itu semakin memudar, meninggalkan Hanum yang meratapi kepedihannya. Hanum tak pernah membayangkan kalau dia akan kehilangan Arya untuk selamanya.

 

Tamat

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

PELADI MAKARTI

PENDATAAN PELAKU USAHA/ UMKM DI KALURAHAN PUTAT