Flannel
Bahan yang merupakan bahan utama untuk musim yang dingin ini adalah kain katun yang telah disisir agar seratnya mengembang. Hasilnya adalah kain yang sangat lembut dengan permukaan kain yang memerangkap panas tubuh, sehingga membuat kain flanel memiliki kualitas hangat dan nyaman.
Tencel
Bahan kain ini terbuat dari serat selulosa dari pohon kayu putih. Dikembangkan pada tahun 1972, tencel menjadi populer sebagai alternatif katun. Kelebihan bahan ini umumnya dianggap lebih ramah lingkungan, karena dibuat dari pohon yang tumbuh cepat dan berkelanjutan, dan dibuat menggunakan apa yang disebut “proses loop tertutup”, artinya tidak ada bahan kimia bocor ke ekosistem sekitarnya. Selain itu tencel juga lembut dan sangat dingin, menghilangkan kelembaban dari kulit, dan sangat awet dan tahan lama. Kekurangannya, bahan ini terlalu halus dan licin, kurang kaku. Tencel juga bisa lebih rentan terhadap jamur dikarenakan kualitas hidrofilik dari seratnya. Harga bahan ini bisa lebih mahal dari katun 100%.
Serat Bambu
Bahan ini sering direkomendasikan untuk “hot sleeper”, yaitu orang yang selalu merasa kepanasan saat malam hari. Bahan serat bambu yang hypoallergenic ini secara alami lebih breathable dan mengatur suhu lebih baik dibandingkan sprei katun. Bahan serat bambu yang populer ini juga dibuat dengan campuran microfiber sehingga lebih breathable dengan nuansa ringan dari khas microfiber. Karena dibuat dengan campuran microfiber, bahan serat bambu tidak akan mudah kusut dibandingkan dengan kebanyakan sprei serat bambu di pasaran. Orang-orang hot sleeper merasa kalau bahan ini paling lembut dan membuat mereka tidak kegerahan saat tidur di malam hari.