CERBUNG - THE DESTINY OF MY SOULMATE
Lian 25 September 2020 15:43:11 WIB
PERNIKAHAN (17)
“Harus Anda ketahui, Alpha kalau saya tak suka perlakuan Anda. Maaf bila saya tidak sopan, tapi saya tidak nyaman dengan perlakuan Anda.” ujar Juria dengan senyum teduh, berusaha meluruskan.
“Ta—tapi kenapa Anda melakukan itu?” Earth menunjukkan tampang yang menggelikan. Ia tak menyangka yang ia perlakukan layaknya permata sejak awal bukan orang yang lemah lembut.
“Hah, maafkan saya karena berpenampilan seperti ini … ada satu dua hal yang membuat saya menjadi tak nyaman. Sekali lagi mohon dimaafkan atas ketidak nyamanannya.” Juria tersenyum canggung. Ia berusaha menutupi kenyataan kalau apa yang ia kenakan adalah pilihan Alan. Rasanya Juria ingin menenggelamkan suaminya itu ke dasar laut.
Juria sungguh merasa tak enak hati karena ia menrasa menipu semua orang. Tapi apalah daya, semua telah terjadi. Setelah ia meluruskan kesalah pahaman semua orang mengenai perilakunya, Juria berjalan menghampiri Alan yang masih berlutut di tanah. Juria berjongkok di depan Alan untuk menyamakan tingginya. Meraih tangan yang lebih tua dan mengajaknya bangkit berdiri.
Senyuman lembut Juria menyapa penglihatan Alan yang tadi meredup. Ah, Juria selalu bisa menariknya dari ke dalaman yang gelap dan dingin. Alan selalu menyukai senyuman itu.
“Al, sekarang mari bicarakan hukuman untukmu!” kata-kata tajam Juria berbanding terbalik dengan ekspresinya yang sumringah, seperti mengatakan ‘kini giliranku membuatmu merana’.
“Ke—kenapa aku harus dihukum? Apa kesalahan yang aku perbuat—?” tiba-tiba Alan berubah jadi energik setelah mendengar penuturan Juria. Ia masih tak bisa menemukan kesalahannya sendiri, “—Apa karena tadi aku lepas kendali? Kalau iya, aku minta maaf. Aku tak akan mengulanginya lagi.”
Juria hanya tersenyum untuk menanggapi segala pertanyaan dan protesan Alan. Remaja itu geleng-geleng melihat tingkah suaminya. “Alan harus tidur sendiri selama seminggu karena kamu membuatku mengenakan pakaian ini—" Putus Juria sambil menunjukkan penampilannya yang bisa dibilang feminim dalam balutan gaun putih khas pernikahan yang super berat, “—dan tentunya untuk rambut panjangku juga.”
“Tapi—tapi itu—” Alan berlari menyusul Juria yang semakin menjauh dari kerumunan. Meninggalkan orang-orang yang tertawa geli dengan interaksi si pengantin baru. Mereka sama sekali tak bisa menemukan Alpha arogan yang selama ini begitu kejam dan berkuasa. Mereka hanya mendapati suami yang takut pada istrinya, “Ayolah Juria, ini hari pernikahan kita.” Tapi Alan tetaplah Alan dengan isi otaknya yang … entahlah, bagaimana menggambarkannya.
“Alpha yang malang. Aku tak menyangka kalau Luna lebih menyeramkan dari Alpha,”
Bersambung...
Formulir Penulisan Komentar
Pencarian
Komentar Terkini
Statistik Kunjungan
Hari ini | |
Kemarin | |
Pengunjung |
- PANENAN PERDANA LAHAN KETAHANAN PANGAN
- KAPANEWON PATUK LAKSANAN MONEV REALISASI KERJA PROGRAM KEGIATAN PEMERINTAH KALURAHAN PUTAT
- POSYANDU REMAJA PADUKUHAN BATUR
- PELATIHAN BAHASA JEPANG GRATIS DI KALURAHAN PUTAT
- PEMERINTAH KALURAHAN PUTAT ADAKAN PENILAIAN KOMPETENSI KADER KADER POSYANDU
- FPRB KALURAHAN PUTAT RABAS-RABAS POHON YANG BERPOTENSI MENIMBULKAN BENCANA
- KADER MENGADAKAN KUNJUNGAN BAGI LANSIA KERUMAH-RUMAH