CERBUNG - THE DESTINY OF MY SOULMATE

Lian 09 Juli 2020 18:31:15 WIB

ORANG YANG DITAKDIRKAN (4)

 

“Kau—" Blue yang tak bisa bersabar lagi. Ia tak bisa menerima ini. Harusnya adiknya mempunyai pasangan sesama manusia, bukan werewolf yang notabene makhluk yang dimusuhi mereka seperti ini.

“Cukup Blue! Kau tak bisa memisahkan mereka,” Luoise yang jengah akhirnya melerai mereka bertiga. Hanya Juria dan Blue sebenarnya karena Alan tetap kalem ditempatnya. “Aku akan menjelaskannya padamu, sebaiknya kita pulang dulu!” imbuhnya saat melihat gelagat Blue yang hendak mengatakan sesuatu.

Hujan masih rintik-rintik, Juria berjalan dengan menggandeng tangan Alan. Kehangatan dari tangan hangat milik Alan menyebar pada Juria, membuat wajahnya memerah. Wajah Juria terasa seperti terbakar karena malu. Untung saja hari sudah sehingga Alan tak dapat melihat wajah Juria yang berubah menjadi merah. Juria harus bersyukur karena malam ini begitu pekat tapi Juria tak ingat bila Alan dapat mendengar detak jantungnya yang menggila.

Alan tersenyum dalam diam, menikmati suara detak jantung Juria yang berpacu. Baginya itu seperti alunan melodi yang menenangkan. Ini terasa menyenangkan. Ia tergila-gila pada gadis manis yang saat ini telah berada dalam genggamannya.

“Juria, aku senang kau disampingku. Menggenggam tanganku. Jangan tinggalkan aku,” Alan mengeratkan genggamannya pada tangan Juria.

“Hmm, kau lucu Al,” Juria terkekeh mendengar penuturan Alan. Ini kali pertama ia mendengar Alan mengatakan hal semanis ini mengingat seperti apa pria itu. Si manis menggosokkan genggaman tangannya dan Alan ke pipinya yang mulai dingin karena angin malam. Ia merasakan, menyentuh kehangatan Alan.

 

Bersambung....

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

PELADI MAKARTI

PENDATAAN PELAKU USAHA/ UMKM DI KALURAHAN PUTAT