CERBUNG - THE DESTINY OF MY SOULMATE

Lian 06 Juli 2020 13:18:41 WIB

SENDU (9)

 

Sang dewi membeberkan kenyataan yang terjadi ribuan tahun lalu. Ia tak rela akan kesalahan yang dilimpahkan pada sang adik. Itu tak adil baginya. “Adikku hanya melakukan tugasnya melindungi manusia—” Moongoddess membela adiknya yang menurutnya tak melakukan kesalahan. Ia begitu hafal dengan adiknya yang bahkan tak mampu menyakiti seekor semut. “—dan ia menyelamatkan jiwa adikmu yang menggila, kesakitan karena kehilangan mate-nya dengan membuat adikmu moksa. Hal itu juga melukainya jika kau ingin tahu. Hati adikku terlalu lemah lembut untuk membunuh sesuatu,” Moongoddess mengakhiri ceritanya.

”Argghh, ini tidak mungkin… tidak mungkin… aku tak mengenali mate-ku sendiri hanya karena emosi. Apalagi aku—aku—” Alan menjambak rambutnya dengan frustasi. Ini semua salah. Dia melakukan kesalahan.

“Cukup Alan… cukup! Jangan salahkan dirimu lagi. Aku telah lama memaafkanmu… karena itulah aku ingin mematahkan kutukan kakakku,” dengan lembut Juria menangkup kedua pipi Alan yang telah basah oleh airmata penyesalan.

“Hah… kau memang keras kepala, adikku!” Moongoddess menghela napasnya berat. Ia menatap Juria yang tersenyum penuh arti padanya. Dia memang tak pernah bisa menang dari adiknya itu. “Ingatlah akan hal ini, Alpha yang arogan! Seperti yang kau ketahui tubuh adikku ini berbeda dengan manusia lainnya, dia tak sepenuhnya manusia tapi juga bukan dewa. Jangan menampiknya karena dia berbeda. Dia adalah mate-mu, belahan jiwamu. Jangan sia-siakan pengorbanannya selama ribuan tahun—” ucap Moongoddess dengan penuh tekanan. Ia mengeluarkan aura dewinya yang membuat Alan tertekan dan kewalahan.

 

Bersambung...

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

PELADI MAKARTI

PENDATAAN PELAKU USAHA/ UMKM DI KALURAHAN PUTAT