CERBUNG - THE DESTINY OF MY SOULMATE
Lian 25 Juni 2020 09:33:23 WIB
BERUSAHA (3)
Luoise menatap Juria yang mematung, pandangannya lurus menatap Alan. Tampak sekali remaja itu terpesona dengan pria dewasa yang baru saja dikenalkan Luoise. Luoise jengah dengan ekspresi Juria saat menatap Alan tanpa berkedip, ingin sekali ia mengusili adik kecilnya itu.
“Luoise... Luoise kembalikan kacamataku!! Aku tidak bisa melihat~” rengek Juria yang tiba-tiba pandangannya blur karena kacamatanya direbut Luoise.
“Coba ambil kalau bisa... kecil-kecil sudah berpikiran mesum,” Luoise mengangkat tangannya yang memegangi kacamata Juria tinggi-tinggi.
“Aku tidak berpikiran mesum, Luoise!! Kembalikan~” rengek Juria sambil melompat-lompat mencoba meraih kacamatanya yang ditawan Luoise. Tubuh Luoise yang lebih tinggi membuat Juria kesulitan merebut kacamatanya. Hampir saja Juria menangis. Matanya sudah berair, pipinya menggembung dan hidungnya memerah tapi Luoise tetap saja menggodanya.
“Eh?” Luoise menoleh ke belakang tubuhnya, dia mendapati Alan telah merebut kacamata Juria dan memberi tatapan datar pada gadis penyihir itu.
“Tidak seharusnya kamu menggoda adikmu, Luoise!” teguran Alan membuat Luoise merinding, ia lupa kalau yang sedang dia goda itu mate sang Alpha.
“Maaf kan saya, tuan—“ ucap Luoise takut, ia bergidik merasakan aura mencekam dari Alan. ‘Ugh, Alpha seram sekali,’ batinnya.
“Ini milikmu,” Alan memasangkan kacamata itu pada Juria, sang empunya cukup kaget dengan perlakuan Alan. Di mata Juria, Alan saat ini tampak sangat mempesona.
“Te—terimakasih, tuan.” Kata Juria terbata, jantungnya memompa begitu cepat karena apa yang dilakukan Alan barusan.
“Panggil aku ‘Alan’ saja sudah cukup anak manis, tuan itu sedikit—“ Alan menggantungkan ucapannya dan malah sibuk merapikan anak rambut Juria yang membuat wajah remaja itu bersemu merah, dia tersipu.
“Ta—tapi tidak sopan bila saya memanggil nama Anda.... pa—padahal umur Anda jauh di atas saya, tuan...” Juria mencoba bicara senormal mungkin karena sebenarnya detak jantungnya saat ini sedang berpacu, seakan ia baru menyelesaikan lari maraton.
‘Aahh, dia kelihatan begitu manis~’ batin Alan saat melihat wajah Juria yang tersipu. “Hmm, kalau begitu panggil saja Alan!” ucap Alan senang. Senyum menawan dari bibirnya, tatapan Alan terkunci pada sosok mungil di depannya yang semakin salah tinggakah. Alan gemas pada sosok mungil itu, belum lagi ia ingin mengendus bau manis Juria seperti yang ia cium pada malam itu.
Bersambung...
Formulir Penulisan Komentar
Pencarian
Komentar Terkini
Statistik Kunjungan
Hari ini | |
Kemarin | |
Pengunjung |
- HARI TERAKHIR PELATIHAN BAHASA JEPANG GRATIS DI KALURAHAN PUTAT
- KOORDINASI BPN TERKAIT PTSL KALURAHAN PUTAT
- BANK SAMPAH PADUKUHAN BATUR
- BIMTEK KPPS KALURAHAN PUTAT
- PANENAN PERDANA LAHAN KETAHANAN PANGAN
- KAPANEWON PATUK LAKSANAN MONEV REALISASI KERJA PROGRAM KEGIATAN PEMERINTAH KALURAHAN PUTAT
- POSYANDU REMAJA PADUKUHAN BATUR