CERBUNG - THE DESTINY OF MY SOULMATE
Lian 23 Juni 2020 22:02:03 WIB
BERUSAHA (2)
Karya : Li Lian Chris
“Luoise!” Juria tampak riang karena kedatangan Luoise.
“Ah, Juria... kamu tumbuh agak tinggi sekarang,” Luoise melambaikan tangan pada remaja 15 tahun yang sudah ia anggap adiknya sendiri.
“Aku masih bertumbuh, Luoise!” Juria kesal. Gadis itu memajukan bibirnya, imut sekali.
“Hahaha... aku mengerti,” Luoise tampak senang mengejek Juria karena tinggi badannya yang tergolong pendek untuk anak seusiannya.
“Huft! Sudah lama kau tak berkunjung dan ini yang kau lakukan padaku?” cebik Juria semakin kesal.
“Oh, ayolah Juria... aku hanya bercanda,” rengek Luoise kemudian. Ia tak akan sanggup menghadapi kekesalan Juria, Luoise terlalu sayang pada remaja manis itu. “Kenapa kamu di luar? Apa kamu diperbolehkan berada di luar rumah? Jangan memaksakan diri?” Luoise tampak khawatir.
“Aku baik-baik saja, Luoise. Ah, lihat ini!” ucap Juria, remaja itu mengayunkan telunjuknya dan bunga-bunga di sekelilingnya tumbuh memanjang mengikuti gerakan tangannya.
“Ju—Juria, darimana kamu belajar melakukan itu?” tanya Luoise terbata, gadis penyihir itu lumanyan terkejut dengan apa yang dilakukan Juria barusan.
“Lihat, aku juga bisa melakukan sihir sepertimu!” Juria tampak senang saat ia mampu membuat bunga anggur tumbuh menjadi buah yang masak dan siap panen.
“Tapi itu bukan sihir Juria! Sihir itu mengubah bentuk benda untuk sementara waktu tapi yang kamu lakukan adalah mempercepat pertumbuhan. Kamu memperpendek waktu yang dibutuhkan tanaman itu untuk tumbuh!” Luoise berjalan mendekati pohon anggur itu dan memetik buahnya yang baru saja masak. “Lihat, bahkan ini bisa dimakan dan tak kembali ke bentuk semula!” lanjutnya.
“Eh, lalu ini apa? Ini bukan sihir?” Juria memiringkan kepalanya tanda bahwa ia bingung.
“Tadi kan sudah Kakek bilang kalau itu bukan sihir kekekeke,” kekeh Kakek Joseph.
“Haha... bisa kau ceritakan padaku nanti, Juria?” kata Luoise pada Juria. “Ah, Kek. Aku ingin mengenalkanmu pada seseorang, dia adalah kenalan lamaku!” beralih memandang sang kakek.
Mereka bertiga melangkah menuju halaman rumah, di sana tampak seorang pria dewasa derngan sejuta pesona. Luoise membimbing Juria dan kakeknya mendekati pria tersebut.
“Kek, kenalkan beliau adalah penguasa wilayah dimana aku tinggal saat ini. Namanya Alan Maxwell!” gadis itu mengenalkan orang yang ia bawa berkunjung.
“Selamat datang ke gubuk kami, Tuan Maxwell,” pria tua itu mengulurkan tangannya pada Alan.
“Alan saja cukup, tuan!” dengan ramah Alan menyambut uluran tangan kakek dari mate-nya.
“Al—tuan, kenalkan ini Juria.... adik saya,” hampir saja Luoise salah menyebutnya ‘Alpha’. Luoise merangkul bahu Juria dan mengajak remaja itu mendekat pada Alan.
Bersambung....
Formulir Penulisan Komentar
Pencarian
Komentar Terkini
Statistik Kunjungan
Hari ini | |
Kemarin | |
Pengunjung |
- PEMBUKAAN PERKEMAHAN AKHIR INKUBASI SAKA WIRAUSAHA DI BALAI BUDAYA PUTAT
- Pertemuan Desa Prima Edisi November di Kopi Putat
- PELANTIKAN KPPS KALURAHAN PUTAT
- PELATIHAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER UNTUK KADER POSYANDU
- APEL PAGI PAMONG KALURAHAN PUTAT
- Kunjungan Study Tiru Desa Prima Sendangsari ke Desa Prima Gumregah
- PEMERINTAH KALURAHAN PUTAT KOORDINASI PROGRAM KETAHANAN PANGAN DENGAN PENGGARAP LAHAN