Desa Putat menjadi bagian dari Piloting Project GSV

31 Januari 2017 19:46:58 WIB

Putat) Putat sebagai salah satu desa yang belum lama menerapkan Aplikasi SID, tepatnya setelah adanya pemanfataan SID sebagai media analisis dalam pengelolaan data kemiskinan (PBDT 2015) dari BAPPEDA Kabupaten Gunungkidul mulai menggeliat dengan rentetan program-program yang lain. Berbagai fungsi dari penerapan SID ini mulai dirasakan manfaatnya, mulai dari eksistensi jurnalistik untuk mempublikasikan potensi desa pada dunia, pelayanan publik dalam hal persuratan, analisis data kemiskinan, media sosialisasi dan informasi desa bagi masyarakat luas serta sarana dalam pengelolaan kawasan yang digagas di Kecamatan Patuk yaitu Kawasan Patuk Integrasi.

Beberapa waktu lalu, melalui tahapan inisiatif Tim SID Desa Putat (Juni P.N. dan Endah D.A.) mendaftarkan diri untuk ambil bagian dari Project GSV tersebut dan hasilnya Desa Putat kembali mendapatkan manfaat dari penerapan SID tersebut yaitu menjadi salah satu dari empat desa yang menjadi Piloting Project GSV (Gunungkidul Smart Village) bersama Desa Karangmojo (Karangmojo), Desa Girisuko (Panggang) dan Desa Sawahan (Ponjong). GSV itu sendiri merupakan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa di Kabupaten Gunungkidul yang dimotori oleh Perkumpulan Komite Kemitraan Indonesia untuk Pembangunan Kesejahteraan (KKI-PK) bekerjasama dengan KEMENKOPMK dan Ford Foundation dengan program SAPA (strategic alliance for  prosperity achievement) atau Strategi untuk Pencapaian Kesejahteraan.

Sebagai langkah awal, KKI-PK bersama LSM IDEA Yogyakarta mengadakan workshop pada hari Selasa (31/1) dengan agenda penyusunan roadmap GSV yang bertempat di Gebyok Cafe Yogyakarta. Workshop berisi tentang kerangka pikir dalam mencapai tujuan dari Project GSV ini yaitu "SMART" yang merupakan akronim dari Spesific, Measurable, Attainable, Relevant dan Time-Bound. Dimulai dengan menuliskan peta masalah untuk menemukan peta kebutuhan dan menjadi sebuah peta rekomendasi, dengan harapan desa mampu menganalisa permasalahan yang ada untuk dapat melakukan inisiatif dalam penyelesaiannya.

Selain workshop tersebut juga disepakati untuk optimalisasi SID selama 3 (tiga) bulan sampai pada pertemuan rutin akan dilaksanakan untuk kali pertama yang rencananya akan dilaksanakan pada bulan April mendatang di Desa Sawahan Ponjong Gunungkidul. Pertemuan tersebut akan dilaksanakan bergantian dimana 4 (empat) Desa tersebut yang menjadi tuan rumah.

“Masalah selama ini adalah banyak konsep pedesaan yang dibangun dan diwacanakan tetapi selalu gagal atau terhambat pada realisasi konsep. Desa dalam membuat program cenderung tidak berangkat dari permasalahan dan data yang dimiliki, oleh karena itu pemetaan potensi di desa mutlak harus dilakukan agar intervensi program tepat sasaran”, Kata Adji HW narasumber dalam acara tersebut.

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

PELADI MAKARTI

PENDATAAN PELAKU USAHA/ UMKM DI KALURAHAN PUTAT