KIAT MENJAGA KESEHATAN MENTAL DI TENGAH WABAH COVID-19

26 Maret 2020 14:50:39 WIB

Virus Corona telah memicu ketidakpastian di penjuru dunia dan pemberitaan mengenai wabah ini rasnaya tak kunjung mereda.

Semua ini dapat mempengaruhi kesehatan mental, terutama bagi mereka yang sudah memiliki masalah mental bawaan seperti gangguan kecemasan atau gangguan obsesif kompulsif (OCD).

Lalu bagaimana kita dapat menjaga kesehatan mental kita?

Saat Badan Kesehatan Dunia (WHO) merilis tips menjaga kesehatan mental di tengah wabah virus corona, banyak orang yang memuji di media sosial.

Seperti yang dijelaskan oleh Nicky Lidbetter dari lembaga amal Anxiety UK, kecemasan karena ketidakberdayaan dan kegagalan untuk mentoleransi ketidakpastian merupakan ciri-ciri khas pada banyak kasus gangguan kecemasan.

Jadi dapat dipahami jika banyak individu yang sudah memiliki gangguan kecemasan akan merasa makin tertekan di masa seperti ini.

“Kebanyakan kecemasan muncul karena rasa khawatir akan sesuatu yang belum mewujud dan menunggu sesuatu terjadi – virus corona menimbulkan kecemasan seperti itu tapi di skala yang besar,” kata Rosle Weattherley, juru bicara untuk lembaga amal yang bergerak di kesehatan mental di Inggris, Mind.

Lalu bagaimana kita dapat menjaga kesehatan mental?

  1. Batasi konsumsi berita dan selektif terhadap bacaan.

Batasi waktu membaca atau menonton sesuatu yang tidak akan membuat anda merasa lebih baik. Tentukan waktu untuk anda mengecek berita terbaru. Banyak misinformasi tersebar – pilih satu seumber yang terpercaya seperti laman resmi pemerintah atau otoritas kesehatan.

Banyak membaca tentang wabah virus corona bisa menimbulkan serangan kecemasan bagi Nick, ayah dua anak dari Inggris, yang mengidap gangguan kecemasan.

“Saat saya merasa cemas, pikiran saya bisa liar dan saya mulai memikirkan kemungkinan terburuk,” katanya.

Nick mengkhawatirkan orangtuanya dan orang-orang tua yang ia kenal.

“Biasanya saat saya sedang diserang kecemasan, saya memilih untuk menyelamatkan diri dari situasi tersebut. Ini sudah di luar kendali saya”, katanya.

Puasa membaca berita dan menggunakan media sosial membantunya mengelola kecemasan. Ia juga merasa bala bantuan dari berbagai lembaga amal sangat berguna.

  1. Istirahat dari media sosial dan menutup sumber kecemasan.

Matikan kata kunci yang dapat memicu kecemasan di Twitter atau matikan akun-akun anda. Bungkam kelompok percakapan di WhatsApp dan sembunyikan unggahan Facebook yang terlalu mengganggu. Alison, 24, dari Manchaster Inggris memiliki gangguan kecemasan dan merasa harus terus memantau perkembangan – disaat yang sama, ia sadar media sosial dan pemberitaan dapat memicu masalah mental.

“Sebulan lalu daya menelusuri tagar dan membaca segaka konspirasi yang tidak terverifikasi dan itu semua membuat saya merasa cemas dan tidak berdaya. Saya menangis,” katanya.

Sekarang ia lebih berhati-hati saat mengikuti suatu akun dan menghindari tagar virus corona. Ia juga berupaya keras untuk berpuasa menggunakan media sosial, menonton TV, dan memilih membaca buku.

  1. Cuci tangan – tapi jangan berlebihan

OCD Action menghadapi lonjakan permintaan bantuan dari orang-orang yang dilanda ketakutan karena pandemic. Bagi penderita OCD dan bentuk lain dari gangguan kecemasan, terus menerus diingatkan untuk cuci tangan bisa jadi terasa sangat mengganggu. Bagi Lily Bailey, penulis Because We Are Bad, buku tentang hidup dengan OCD, ketakutan akan terkontaminasi sesuatu merupakan salah satu aspek OCD. Ia mengatakan nasihat mencuci tangan bisa menjadi pemicu bagi mereka yang belum sembuh.

“Sangat sulit karena saya sekarang harus melakukan sesuatu yang seharusnya saya hindari,” kata Bailey.

Charity OCD Action mengatakan masalah lain yang harus diperhatikan – misalnya, mencuci tangan selama sekian waktu untuk mengurangi risiko penyebaran virus – atau mencuci tangan sebagai kebiasaan untuk “merasa benar?”

Bailey menyebutkan bagi banyak penderita OCD, menjadi lebih baik berarti dapat meninggalkan rumah – jadi seruan untuk mengisolasi diri juga menjadi tantangan lain.

  1. Jaga hubungan dengan orang lain

Di saat makin banyak orang harus mengisolasi diri di rumah, penting bagi anda untuk memastikan anda punya nomor telepon orang-orang terdekat anda.

“Sepakati wakktu check in dan rasakan keterhubungan dengan orang-orang di sekitar anda”, kata Weatherly.

Jika anda sedang mengisolasi diri, jaga keseimbangan antara rutinitas dan memastikan ada variasi setiap harinya. Anda mungkin akan merasa lebih produktif dalam dua minggu tersebut. Anda dapat melakukan daftar kegiatan atau membaca buku yang sudah lama ingin anda baca.

  1. Hindari merasa kelelahan

Pandemi ini diperkirakan akan berlanjut dalam beberapa waktu ke depan, maka penting sekali untuk memiliki waktu istirahat. Anxiety Inggris menyarankan beberapa langkah berikut untuk mengatasi kecemasan:

  • Menerima: sadari dan terima segala ketidakpastian yang terlintas di pikiran.
  • Berhenti sejenak: jangan bereaksi seperti biasanya. Jangan bereaksi sama sekali. Berhenti sejenak dan tarik nafas.
  • Tarik diri: ketakan pada diri anda bahwa ini hnaya kekhawatiran anda, dan tidak perlu mengkhawatirkan hal yang belum mewujud. Ini hanyalah perasaan dan pikiran. Jangan percaya semua yang anda rasakan. Perasaan bukanlah pernyataan atau fakta.
  • Lepaskan: lepaskan pikiran dan perasaan. Semua akan berlalu. Anda tidak perlu merespons setiap saat.
  • Jelajahi: jelajahi apa yang terjadi saat ini, karena sekarang, saat ini, semua baik-baik saja. Rasakan napas dan sensasi bernafas. Sadari tanah di bawah kaki anda. Lihat sekeliling dan rasakan. Lalu alihkan perhatian anda pada hal lain, pada apa yang harus anda kerjakan dan bukan pada apa yang anda khawatirkan. Lakukan hal yang perlu anda lakukan dengan penuh kesadaran.

 

Sumber: https://www.bbc.com/

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

PELADI MAKARTI

PENDATAAN PELAKU USAHA/ UMKM DI KALURAHAN PUTAT