CERBUNG - INDIGO

Lian 09 Maret 2020 09:09:56 WIB

APA YANG KAU TAHU? (9)

 

Mengesampingkan hal tabu yang dilakukan wanita itu hingga menyebabkan aib seperti ini, keluarga Lily segera melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan Lestari dan bayinya. Arman, ayah Lily segera mengajak kakek dan Putra berunding setelah melihat kondisi Lestari yang tak memungkinkan menempuh perjalanan jauh. Perdebatan yang lumayan alot mereka lalui, pro kontra dalam menyatukan beberapa pikiran memang hal yang sulit.

“Pak, sepertinya kondisi Lestari tidak memungkinkan bila harus dipindahkan, ini terlalu sulit. Dia sudah sangat lemah dan sepertinya bayinya akan segera lahir. Terlalu beresiko bila menerima guncangan saat perjalanan ke rumah bersalin,” tutur Arman menjelaskan pendapatnya. Apa di kampung ini tidak ada mobil yang bisa kita pinjam untuk mengantar Lestari ke klinik terdekat?” tambahnya.

“Kita tidak punya persiapan sama sekali. Ambil langkah darurat—” kakek menanggapi Arman, berusaha memahami keadaan. “Tidak banyak yang punya mobil disini, hampir tak ada. Akan sulit mencari pinjaman pada jam seperti ini, terlebih membutuhkan waktu satu jam untuk sampai di klinik terdekat. Kita harus cari dukun bayi,” usul kakek pada akhirnya.

“Kok dukun bayi sih Pak? Itu terlalu beresiko, kita harus panggil bidan yang lebih menguasai masalah klinis!” Arman tak menyetujui usulan bapak mertuanya. Hal itu terlalu beresiko.

“Tapi kita tak punya pilihan lain… untuk saat ini kita panggil dukun bayi dulu. Lestari butuh pertolongan untuk persalinannya, di dekat sini hanya ada dukun bayi!” tegas kakek memberikan alasan.

“Itu bahaya kek, Tari mengalami pendarahan. Kita butuh tenaga medis untuk menangani pendarahannya,” sahut Putra yang baru saja mengintip kamar Lestari.

“Ini semakin mendesak… bisa berbahaya bila telat mengdapatkan penanganan,” Arman mondari-mandir dengan raut wajah gelisah.

“Sudah begini saja… Arman, kamu berangkatlah ke kecamatan sebelah. Disana ada klinik yang buka 24 jam. Minta tenaga medis disana untuk datang ke sini, bawa motor bapak!” kakek menatap Arman lekat sebelum mengalihkan tatapannya pada cucu laki-lakinya. “Dan kamu Putra, ikut kakek menjemput Mbok Surti. Dia sudah sering membantu persalinan warga kampung ini. Ayo kita bergegas!” pungkas kakek dengan tergesa dan mengajak mereka segera pergi.

 

Bersambung...

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

PELADI MAKARTI

PENDATAAN PELAKU USAHA/ UMKM DI KALURAHAN PUTAT