CERBUNG - INDIGO

Lian 04 Maret 2020 11:17:44 WIB

APA YANG KAU TAHU? (3)

 

Matahari mulai merangkak lebih tinggi, sinarnya menyengat siapa saja. Satu per satu mahkluk yang hidup di kolong langit bergegas mencari naungan, menghindar dari teriknya sang mentari. Tak seperti beberapa buruh yang membantu kakek Lily memaneni jagung, mereka rela berpeluh agar pekerjaan mereka cepat selesai.

“Kakek~~” suara Lily dari kejauhan. Ia berlari seperti anak kecil yang begitu bahagia, melewati guludan dengan sangat mudah. Langkahnya begitu ringan bagai bulu yang tertiup angin.

“Ah cucunya kakek… Lily sama abang mau bantu panen?” tanya sang kakek dengan antusias. Tangan keriputnya tak tinggal diam, ia membelai kepala cucunya penuh dengan kasih sayang.

“Berhenti bersikap manja lo, Dek… sadar sama umur, jangan kayak anak SD mulu,” mulut tajam Putra menusuk Lily dengan setiap kata yang keluar dari sana.

“Apa salahnya sih Bang kalo manja sama keluarga sendiri?” Lily mencebik kesal pada Putra yang selalu menganggapnya seperti anak kecil.

“Uluh uluh, adeknya abang ngambek nih ceritanya?” Putra selalu gemas bila melihat wajah kesal adiknya. Ia membawa sebelah tangannya untuk mengusak kepala Lily, sengaja membuat rambutnya berantakan.

“Ish…  singkirin tangan Abang, rambut Lily jadi berantakan!” Lily menghempaskan tangan Putra dengan kasar. Dia benar-benar kasar dengan kakaknya itu, Putra selalu seperti ini.

Lily memalingkan wajahnya saking kesalnya dengan Putra. Wajah cantiknya kusut seperti habis dilipat-lipat dan memanyunkan bibirnya. Ah, menggemaskan sekali menurut Putra. Bila tidak mengingat kalau Lily adalah adiknya, Putra sudah lama mengencaninya.

Lupakan tentang Putra dan fantasinya yang selalu ini mengencani adiknya sendiri. Saat Lily memalingkan wajahnya tanpa sengaja gadis itu melihat seseorang yang familiar. Ia merasa pernah bertemu dengan gadis pemetik yang sedang memanen jagung di kebun kakeknya. Tiba-tiba rasa ngeri itu kembali hadir dan membuat bulu kudunya meremang.

“Kek, dimana suami wanita itu?” Lily sudah tak mampu menahan rasa penasarannya. Ia bertanya pada sang kakek sambil menunjuk ke arah wanita yang sedang sibuk mengumpulkan hasil panennya.

“Hus, suami apa? Dia masih gadis seumuran denganmu, Namanya Lestari. Dia anak yang baik juga cerdas,” tutur sang kakek, matanya menerawang pada kondisi keluarga gadis bernama Lestari dimana dia harus bekerja membantu perekonomian keluarga. Bagaimana gadis itu membanting tulang untuk membiayai sekolah adik-adiknya. “Dan rumahnya ada di seberang jalan sana, di depan rumah kakek,” sambungnya.

“Hmm,” hanya dengungan yang disuarakan Lily sebagai jawaban. Matanya masih mengawasi Lestari dari ujung rambut hingga ujung kaki. Gadis itu memiliki postur lumayan tinggi juga berisi. Kulitnya juga putih bersih, sama sekali tak kelihatan kalau dia adalah anak desa. Tapi Lily merasa ada yang janggal pada gadis bernama Lestari itu.

Bersambung...

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

PELADI MAKARTI

PENDATAAN PELAKU USAHA/ UMKM DI KALURAHAN PUTAT