CERBUNG - STAY WITH YOU

Lian 04 Februari 2020 11:35:47 WIB

28. Bukan Mimpi

 

Dinta POV

Dinta!!” Kudengar seperti suara Ditya memanggilku. Suaranya terdengar begitu nyata di telingaku. Aku masih belum sadar bahwa Ditya yang mendekatiku secara perlahan itu bukan sekedar imajinasiku.

Kulihat dan kuamati Ditya yang semakin dekat dengan tempatku berbaring untuk memastikan dia bukan hanya imajinasiku saja. Kutatap matanya yang merah karena air mata yang mengalir tanpa henti, dia mengusapnya. Jemari lentiknya membelai rambutku yang kusut karena tertindih saat aku terbaring cukup lama. Ditya tersenyum tipis sambil menahan air matanya itu.

“Ahh, ternyata bukanlah mimpi,” kataku lirih dengan suara yang keluar dari tenggorokan keringku. Aku mencoba membalas senyumannya itu, walau tak banyak tenaga yang kupunya.

Kucoba menggerakan tanganku yang lemas, kuraih tangan Ditya yang membelai rambutku dengan gemetar. “Hangatnya,” kataku saat kugenggam tangannya yang kurus. “Kenapa kamu di sini Dit?” tanyaku.

“Navy menjemputku. Dia menceritakan semuanya, makanya aku ddatang ke sini.” Jawabnya sambil tersenyum dalam tangisnya.

“Mana ayah? Kalau beliau tau kamu di sini, bisa gawat nanti.” Tanyaku hawatir.

“Oh, ayahmu ada di sini. Beliau mengizinkanku menemuimu. Beliau juga yang memintaku merawatmu.”

“Sungguh?” Tanyaku tak percaya. Dengan lincah mataku mencari keberadaan ayah. Dan benar, ayah ada tepat di belakang Ditya yang sedang bicara padaku. Tanpa dikomando, air mataku mulai menetes dari ujung mataku. Tetesannya terasa hangat dan basah.

Ibu memelukku erat, dia menggumamkan rasa syukurnya karena aku dapat melewati masa kritis yang nyaris saja itu sambil menangis menjadi-jadi. Suaraku tak mau keluar, aku hanya bisa membalasnya dengan senyuman. Aku ingin mengatakan padanya bahwa aku baik-baik saja.

“Sudah Bu, biarkan kondisi Dinta stabil dulu.” Kata ayah pada ibu yang enggan melepaskan pelukannya. “Dinta, kita bicarakan hal ini lain waktu saja,” imbuhnya.

Aku hanya menatap ayahku dengan penuh tanya. Kulihat ayah pergi menjauh, mengikuti seorang dokter yang tadi di sebelahku dan menghilang di balik pintu kaca yang buram itu.   

***

 

Bersambung....

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

PELADI MAKARTI

PENDATAAN PELAKU USAHA/ UMKM DI KALURAHAN PUTAT