CERBUNG - STAY WITH YOU

Lian 04 Februari 2020 11:32:54 WIB

27. Suara

 

Dinta POV

“DINTA BANGUN! CEPAT BANGUN! JANGAN TINGGALKAN AKU!!!” Samar kudengar suara Ditya memanggil namaku berulang kali. Sepertinya aku sedang berhalsinasi, terbuai oleh mimpi indah yang tak munggkin jadi kenyataan.

Aku bermimpi saat ini Ditya sedang berada di sampingku. Membelai rambutku ketika aku tidur sambil tersenyum melihat wajah tidurku. Sungguh mimpi panjang yang tak membiarkan diriku terjaga dari tidurku. Aku terbuai olehnya.

Namun ini hanya dapat terjadi di dalam mimpiku saja. Ya, karena tidak mungkin ayah merestui hubungan kami. Setidaknya untuk saat ini. Karenanya aku enggan untuk terjaga dari mimpiku  ini.

Secara perlahan aku mulai merasakan sakit yang nyata. “Memangnya dalam mimpi bisa merasakan sakit?” Pikirku. Dalam keadaan sakit yang luar biasa dan napasku sempat terhenti, sesak. Keadaan yang memaksaku untuk bangun dari mimpi indah.

Namun mimpi tetaplah hanya mimpi. Terlalu indah untuk jadi kenyataan. Dalam rasa sesak aku mulai kembali mengingat apa yang telah aku lalui sebelum aku mulai tertidur. Perlahan aku mengingat tentang kerja jantungku yang tidak bekerja dengan baik, tentang keputusanku mengambil jalan operasi. Bahkan aku mulai mengingat saat aku dipindahkan ke meja operasi, saat itu aku masih setengah sadar.

Dengan susah payah aku bernapas, rasanya sungguh sesak. Rasa sakit yang berasal dari jahitan luka bekas operasi yang masih terasa sakit meski sudah diberi obat penghilang rasa sakit untuk meredakannya. Perlahan kupaksa mataku agar terbuka. Dingin. Udara mulai mengenai mataku yang sama sekali belum fokus. Pandanganku masih buram dan serasa berputar-putar.

Lirih aku mendengar seseorang memanggil-manggil namaku dengan suara parau. Aku menggerakkan mataku yang belum fokus itu untuk mencari sumber suara. Aku tak yakin apakah suara yang aku dengar itu nyata. Dengan tubuh yang belum bisa merespon perintah saat kuperintahkan untuk bergerak, dan hampir semua indraku belum berfungsi dengan baik aku hanya pasrah menunggu. Menunggu semua hal di sekelilingku terlihat jelas, karena saat ini aku hanya bisa samar-samar mendengar kebisingan di dekatku. Apa yang terjadi? Aku ingin segera tahu.

Perlahan fungsi indraku mulai berkerja lagi. Meski masih samar, aku melihat kerumunan orang dengan jas putihnya mengeliling tempatku berbaring. Mereka mengatur aliran cairan infusku, mengatur tekanan oksigen agar aku dapat bernapas dengan mudah.

Dari celah pagar manusia yang sedang mengelilingiku, aku melihat keluarga dan teman-temanku menangis tanpa henti. Di sana aku mengimajnasikan sesorang yang begitu aku kenal. “Ahh sepertinya mataku belum berfungsi dengan baik. Aku masih berhalusinasi Ditya ada di sini,” pikirku.

Dinta!!”       

***

 

Bersambung....

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

PELADI MAKARTI

PENDATAAN PELAKU USAHA/ UMKM DI KALURAHAN PUTAT