CERBUNG - STAY WITH YOU
Lian 28 Januari 2020 12:39:50 WIB
25. Menunggumu
Navy POV
Dengan panik Ditya kalang-kabut mencari ruang ICU tempat Ardinta dirawat saat ini. Napasnya terengah-engah karena berlarian di koridor rumah sakit. Hampir putus asa, akhirnya dia sampai juga di depan ICU tempat Ardinta dirawat.
Ditya terhenti tepat di depan ayah Ardinta yang sepertinya telah menunggu kedatangan kami dari tadi. Napak ia begitu kelelahan karena kurang tidur, badannya jadi lebih kurus daripada biasanya dan kantung matanya jadi semakin gelap.
“Nak Ditya ya?” Tanya om kepada Ditya.
“Benar Om, saya Ditya. Teman satu angkatan dengan Dinta dan Navy,” jawab Ditya dengan sedikit canggung.
“Begini Nak, boleh om minta tolong sama kamu? Tolong bangunkan Dinta, putri om dari tidurnya.” Kulihat om menghela napasnya lalu meneruskan perkataannya. “Om sudah dengar tentang kamu dari Navy. Dan karena berbagai alasan, Navy menyarankan om untuk meminta tolong sama kamu.” Suara ayah Dinta terdengar bergetar dan begitu pilu.
“Maaf Om, boleh saya bertemu Dinta? Sebentar juga gak apa-apa,” pinta Ditya dengan gemetar.
Tanpa sepatah katapun yang terucap dari mulut ayah Dinta, ia langsung menantar Ditya ke ruangan Dinta begitu saja.
Ditya terdiam dan terus memandangi Dinta yang terbaring tak berdaya di atas ranjang dengan berbagai alat penopang hidup yang terpasang pada tubuhnya. Dari jendela kaca yang menjadi perantara tempat kami berada kulihat sesuatu yang bening menetes dari sudut mata Ditya. Bulu matanya yang lentik itu pada akhirnya basah terkena air mata yang tak kunjung berhenti.
Dalam diam, Ditya menangis. Menangisi pujaan hatinya yang terbaring tak berdaya tepat di depannya.
“Memangnya Ditya secengeng ini?” pikirku saat melihatnya meneteskan air mata tanpa henti.
Perlahan Ditya mendekati Dinta yang tak kunjung bangun itu dan membelai rambut panjangnya yang halus. Dengan hati-hati dia meraih tangan Dinta yang lemas dan menggengamnya erat.
“Hei Din... Kenapa gak bangun? Mau berapa lama lagi kamu mau tidur? Cepat bangun, aku di sini Din,” katanya lirih sambil tersenyum kecil. Senyum yang begitu hangat.
Ardinta tak merespon. Dia tetap diam tak bergerak. Sepertinnya dia sedang bermimpi indah dalam tidurnya hingga dia enggan untuk bangun.
“Dinta, bangun.... cepat bangun. Aku ada di sini. Aku sudah di sini. Lihat, ayahmu mengizinkan kita bertemu. Navy sudah mencertakan semuanya, jadi bangunlah. Semua akan baik-baik saja.” Ditya terus meminta pada Dinta untuk segera bangun.
***
Bersambung....
Formulir Penulisan Komentar
Pencarian
Komentar Terkini
Statistik Kunjungan
Hari ini | |
Kemarin | |
Pengunjung |
- HARI TERAKHIR PELATIHAN BAHASA JEPANG GRATIS DI KALURAHAN PUTAT
- KOORDINASI BPN TERKAIT PTSL KALURAHAN PUTAT
- BANK SAMPAH PADUKUHAN BATUR
- BIMTEK KPPS KALURAHAN PUTAT
- PANENAN PERDANA LAHAN KETAHANAN PANGAN
- KAPANEWON PATUK LAKSANAN MONEV REALISASI KERJA PROGRAM KEGIATAN PEMERINTAH KALURAHAN PUTAT
- POSYANDU REMAJA PADUKUHAN BATUR