CERPEN

Lian 02 November 2019 18:02:15 WIB

DUA SISI KOIN

Karya : Lian Kristiana

 

Kebebasan, mungkin itu yang ingin aku rasakan. Bukan berarti kondisiku saat ini terkekang tapi lebih ke tak memiliki pilihan. Menjadi putri tunggal seorang pengusaha sukses membuatku harus menjaga sikap demi image keluarga. Hal itu cukup membuatku tertekan, bukan berarti dengan dimanja dan segala kebutuhan terpenuhi maka hidupku jadi nyaman. Tidak, itu hanya membuatku terlena dan tak dapat belajar tentang dunia luar.

“Dina, lo lama amat sih dandannya! Buruan ntar kita telat!” seperti biasa Dion selalu berisik. Dia teman masa kecilku yang mengajarkan aku tentang hal-hal yang tidak aku ketahui. Dion tergolong anak bandel tapi dia selalu menjagaku dengan baik.

“Bentar, Yon. Emangnya pentolang geng kayak kamu takut dimarah sama guru gegara telat ya?” tanyaku sarkas.

“Sialan lo!” ucapnya kesal. Aku pun langsung ngebonceng motor kesayangan Dion menuju SMA W, tempat kami menimba ilmu.

“Na, gua minta lo hati-hati ya. Ada beberapa anak dari SMA Y yang lagi ngincar gua. Gua takut mereka ngapa-ngapain lo gegara lo dekat sama gua.” Tiba-tiba Dion mulai percakapan serius, benar-benar tidak seperti dia aja.

“Iya aku tahu, Yon.” Aku menyadari kalau musuh Dion ada dimana-mana tapi aku tak mau harus ada di posisi yang selalu ia lindungi. Aku juga ingin melindunginya.

Benar saja, ada yang menghadang kami. Dion tepaksa menghentikan laju motornya. Jujur aku was-was, takut karena jumlah mereka cukup banyak.

“Turun lo!!” salah satu dari mereka mulai angkat bicara. Dari arogansinya sepertinya dia pemimpin mereka. Mau tak mau, aku dan Dion turun dari motor. Dion menyembunyikanku di balik punggungnya.

“Apa yang kalian mau dari gua? Gua gak perna mengusik kalian.” Jawab Dion mencoba tenang menghadapi situasi saat ini padahal aku udah gemetaran.

“Nggak pernah mengusik? Lo bilang nggak pernah mengusik?! Beberapa hari lalu lo baku hantam sama orang-orang gua! Jangan berlagak pikun lo!!” ucap orang itu penuh emosi.

“bukan salah gua. Mereka tiba-tiba main keroyok jadi jangan salahkan gua kalo menghajar mereka. Gua cuma membela diri.” Dion masih saja tenang menyikapi situasi namun ternyata itu malah menyulut kemarahan lawannya.

“Banyak bacot lo!! Anak-anak serang dia!!” perintah si pemimpin dan segera dilaksanakan anak buahnya. Dion dengan cepat menyuruh aku menjauh dari tempat itu untuk bersembunyi sedangkan dia sendiri sudah mulai baku hantam dan membanting lawannya.

Jujur aku takut dengan situasi ini. Kondisi Dion sudah awut-awutan, bibir pecah, hidung berdarah dan tak sedikit lebam yang sudah ada ditubuhnya namun dia tak menunjukan akan kalah. Banyak lawannya yang terkapar karena tak mampu menahan hantaman dari Dion.

Aku lihat satu orang yang berhasil dibanting Dion mencoba bangkit. Aku lihat dia mengeluarkan pisau lipat dari kantong celana dan mengarahkannya pada Dion yang sedang membelakangi orang tersebut.

Dion masih sibuk menerima serangan keroyokan dari lawannya tak menyadari kalau ada musuh yang mengincar punggungnya. Tanpa pikir panjang aku lari mendekati arena perkelahian mereka, mencoba secepat mungkin menggapai Dion dan mendorongnya.

“DION AWAS!!!” teriakku sambil mendorong tubuh Dion agar tak terkena tusukan dari musuhnya. Aku senang telah berhasil menyelamatkannya. Akhirnya aku berguna untuknya.

“DINA!!” aku menoleh pada Dion, aku dapat melihat raut wajahnya yang menggambarkan keterkejutan dan rasa takut? Apa yang terjadi? Aku merasa pening dan perih dibagian perutku. Ada sesuatu yang basah dan lengket mengalir dari sumber perih itu.

“Na, lo harus kuat! Jangan tinggalin gua! Lo harus bertahan!” Dion menangkap tubuhku yang mulai jatuh ketanah dan memelukku.

“Y-Yon... jaga... di-dirimu baik-baik!” ucapku terbata, napasku mulai berat dan tubuhku mati rasa. Aku lihat Dion menangis. Ahh, Dion menangisiku. Dia selalu seperti itu, melengkapi kekuranganku, menjadi kekuatan kala aku tak mampu. Kami tak terpisahkan bagai dua sisi koin, walau tiap sisinya berbeda tapi akan tetap melekat dan saling menyempurnakan.

 

The end

 

*Karya ini pernah diikut sertakan pada lomba tingkat nasional yang diselenggarakan Penerbit Anlitera. Bila ingin mengetahui kelanjutan kisah Dua Sisi Koin Anda dapat mengunjungi akun penulis di : https://www.wattpad.com/801767956-dua-sisi-koin-prolog. Status on going.

Komentar atas CERPEN

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

PELADI MAKARTI

PENDATAAN PELAKU USAHA/ UMKM DI KALURAHAN PUTAT